Mohon tunggu...
nursyadiah halimah
nursyadiah halimah Mohon Tunggu... -

senangnya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilkada dalam Pasukan Nasi Bungkus

21 November 2016   12:58 Diperbarui: 21 November 2016   17:28 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://www.suara-islam.com

Pasukan nasi bungkus, menurut pengertian dari Wikipedia Pasukan nasi bungkus atau panasbung adalah istilah yang ditujukan kepada orang-orang yang dibayar untuk mendukung calon tertentu dalam pemilihan pejabat pemerintahan. Tugas pasukan nasi bungkus adalah membantah segala hal negatif dan menyampaikan hal positif mengenai calon yang membayarnya, serta menyampaikan hal negatif mengenai calon lawannya. Penyampaian tersebut biasanya menggunakan akun palsu atau anonim, pasukan nasi bungkus melakukan aksinya melalui dunia maya, mulai dari media sosial, kolom komentar di situs berita, hingga forum internet. Menurut silsilah ini berasal dari nasi bungkus, yang biasanya diberikan sebagai makanan konsumsi bagi pendemo bayaran. Sebutan pasukan nasi bungkus awalnya muncul di forum Kaskus, lalu menyebar ke berbagai media sosial lainnya.

Nah inilah yang perlu diperhatikan jika menyimak pengertian pasukan nasi bungkus ini. Manusia bayaran ini biasanya mereka banyak yang berasal dari orang-orang yang tidak mempunyai identitas pekerjaan, bahkan dapat terbilang pengangguran. Mmmm…apa benar ya..

Dalam konteks Pilkada seperti sekarang ini pasukan nasi bungkus terus diberdayakan oleh para tim pemenangan. Demi sesuap nasi para pasukan nasi bungkus tersebut rela meluangkan waktunya untuk bersama-sama melakukan komentar ditiap media sosial. Pertanyaannya apakah dengan cara itu efektif untuk masyarakat.

Memang dalam faktanya saat ini, dunia komputerisasi dan dunia maya menjadi cara efektif untuk menggalang opini masyarakat. Namun seiring perkembangan jaman tersebut banyak pula yang mengatakan cara tersebut kurang efektif di mata masyarakat.

Umumnya si..para tim pemenangan tidak perlu mengumbar-umbar ucapannya di dunia maya dengan melakukan pemberdayaan para pasukan nasi bungkus itu. Harusnya mereka langsung terjun ke masyarakat tanyakan apakah program orang yang akan dipilihnya tersebut sudah terwakili…kalau belum ya diterima saja, ya kan…hehehehe..kalau sudah berarti masyarakat itu jelas dan jeli…hehehehe..

Menurut pakar komunikasi politkk dari Universitas Indonesia, Agung Suprio mengatakan bahwa sindiran pasukan nasi bungkus untuk akun bayaran muncul dari upah yang dianggap setara nasi bungkus, dan bahwa keberadaan panasbung menunjukkan simbiosis mutualisme antara orang-orang yang membutuhkan uang dengan para calon yang membutuhkan dukungan. Namun sepertinya ikatan ideologis terhadap calon yang didukungnya tersebut sebenarnya tidak seratus persen di dukung, dalam hal ini nurani tidak bisa dibohongi donk…tul ga si…jangan salah loh bahwa pasukan nasi bungkus tersebut justru memilih calon yang lain…hehehehe…

Nah para Kompasiana yang terhormat, kiranya anda dapat melihat dengan jeli apa benar pasukan nasi bungkus yang saya tulis diatas tadi benar adanya….???

SALAM KOMPASIANA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun