[caption id="attachment_399560" align="aligncenter" width="600" caption="http://beritajateng.net/berita-jateng-terbaru-hari-ini/hatta-rajasa-dinilai-paling-mengerti-anatomi-partai/15268"][/caption]
Harapan kedepan untuk Partai Amanat Nasional (PAN) saat ini masih dipertaruhkan. Hal tersebut terlihat, ketika kepemimpinan PAN dalam kongres ke IV yang dilangsungkan di pulau Dewata Bali dalam waktu dekat ini akan digelar. Dua kontestan yang masuk dalam bursa calon ketua umum PAN yaitu Hatta Rajasa sebagai ketua umum incumbent dan Zulkifli Hasan. Kedua tokoh tersebut menganggap dirinya didukung penuh oleh para kader PAN seluruh Indonesia.
Alhasil kedua kubu saling berseberangan, menurut demokrasi kepemimpinan wajar jika dukung mendukung tersebut dilakukan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa Indonesia menerapkan sistem yang baik dalam berdemokrasi. Jika ditelaah kembali kedua sosok tersebut memang layak menjabat sebagai Ketua Umum PAN. Namun pastinya ada kendala-kendala yang wajib dinilai oleh para kader PAN.
Pertama Hatta Rajasa sebagai Ketua Umum PAN incumbent, selama menjabat dirinya memberikan sumbangsih besar bagi gerbong PAN, terutama dalam hasil suara PAN di pemilu 2014 lalu yang berhasil meroket hingga 9,5 juta suara yang sebelumnya hanya 6,2 juta suara. Belum lagi nama Hatta kini terkenal diseantero Indonesia dengan keberhasilannya membawa Koalisi Merah Putih (KMP). Bahkan dengan dirinya masuk untuk mewakili Prabowo Subianto dalam Pilpres 2014 lalu, Hatta semakin besar namanya dimata masyarakat Indonesia.
Dengan komunikasi politik yang baik itulah nama Hatta kini melebar luas dan terkenal oleh publik. Seperti dikatakan Ketua Fraksi PAN, Tjatur Sapto Edy yang mengatakan bahwa Hatta layak didukung kembali untuk dapat duduk dikursi kepemimpinan PAN periode 2015-2020. Bahkan Tjatur mengakui sejak era kepemimpinan Hatta, PAN mengalami tren positif.
Sedangkan nama Zulkifli Hasan diketahui sampai saat ini belum memiliki pengalaman politik yang layak. Namun Zul tetap bersikeras untuk mengambil alih kursi kepemimpinan PAN saat ini. Dengan didukung Ketua Majelis Pertimbangan Pusat (MPP), Amien Rais, Zul sangat percaya diri peluangnya untuk dapat menjajaki Ketua Umum PAN akan diperolehnya.
Jika dilihat dari peta politiknya, nama Amien memang sangat besar melakukan sebuah sikap dalam mendukung jagoannya. Bahkan dalam wacananya Amien secara terang-terangan mengatakan bahwa kepemimpinan PAN cukup satu periode saja atau dapat dikatakan regenerasi kepemimpinan.
Wacana yang digelontorkan Amien tersebut sebenarnya memiliki indikasi yang kuat bahwa, Amien ingin PAN dikuasai oleh keluarga besar Amien, maklum hubungan kekeluargaan antara Amien dan Zul sangat erat karena mereka terlibat besan. Jadi wajar ketika Amien mempertahankan Zul untuk meraih kursi kepemimpinan yang nantinya PAN dijadikan sebuah partai dinasti untuk keberlangsungan keluarga Amien.
Maka tidak heran ketika banyak pihak justru mempertanyakan sikap Amien tersebut, seharusnya sikap Amien tidak menggebu-gebu menyatakan dirinya mendukung, semestinya sikap Amien dalam kontestasi pemilihan ketua umum PAN ini netral tidak memilih satu orang pun. Oleh sebab itulah kita sama-sama berharap besar dalam kongres PAN tersebut menghasilkan kesepakatan bersama, jangan sampai para pendukung dan kader PAN justru akan terbelah, dan kembalikan PAN menjadi sebuah partai besar, yang mampu memberikan sumbangsih positifnya untuk bangsa dan negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H