Mohon tunggu...
nur sulis
nur sulis Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswi institut agama islam syarifuddin

lumajang-jatim

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penalaran Deduktif

2 November 2023   13:47 Diperbarui: 2 November 2023   13:54 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Contoh penalaran deduktif :

Saya adalah salah satu mahasiswi di kampus Institut Agama Islam Syarifuddin, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam, Prodi Bimbingan Konseling Islam angkatan 2022. Saya kelahiran Lumajang 28 januari 2005 anak ke- 5 dari 6 bersaudara, diantaranya 4 laki laki dan 2 perempuan , yang bertempat tinggal di Dusun krajan rt 003 rw  005 Kecamatan Jatiroto Kabupaten Lumajang.

Ketika saya berumur 3 tahun sudah memulai pendidikan nya di TK Dharma Wanita dan lulus pada usia 5 tahun dikala usia yang terbilang masih kecil saya selalu membersamai ibu berjualan di sebelah kanan halte sedangkan ayah merantau ke papua untuk bekerja. Selain itu saya dan nenek pada waktu itu, mencari barang-barang bekas seperti botol air minum, gelas plastik, dll.  Tanpa rasa malu saya mencari barang bekas tsb pada waktu pagi sebelum  hendak masuk sekolah  untuk uang saku ketika di sekolah dan itu dilakukan setiap hari bersama nenek.

Ketika saya masuk sekolah SD, saya berinisiatif untuk berjualan kepada teman yang sebaya dengan saya yang pada saat itu anak anak kecil suka tukar menukar  Binder dan bermain Stick, dan ketika kelas 6, saya jualan tutup botol teh botol sosro/ saos/kecap atau yang biasa disebut dengan kempyeng.

Saya  pada masa SD mulai dari kelas 1 sampai kelas 5 merasa menjadi murid yang paling bodoh karena saya selalu mendapatkan peringkat atau ringking belakang sendiri dari teman teman yang lain, namun ketika saya menginjak kelas 5 saya mempunyai keinginan yang besar untuk belajar, dan mengikuti les mata pelajaran matematika, ilmu pengetahuan alam, dan bahasa indonesia kepada wali kelas saya sendiri, ketika pulang sekolah dan dari situ saya mulai senang dengan mata pelajaran matematika yang jarang diminati oleh teman teman yang lain dan dari situ saya bisa merubah peringkat dan masuk 10 besar sampai saya menginjak masa SMP dan MA.

Ketika saya menjadi Mahasiwi saya juga menjadi seorang santri di Pondok Pesantren Kyai Syarifuddin  Asrama Maqoman Mahmuda mulai dari tahun 2019 sampai saat ini.

Disisi lain menjadi seorang santri saya mengabdikan diri di Pondok Pesantren dengan menjadi abdi dhalem dan diamanahi untuk menjadi pengurus tarbiyah wa ta'lim (TWT) dan pengembangan bakat minat (PBM) periode 2022-2023. Dengan diberi amanah menjadi departemen pengurus TWT tugasnya yakni mengatur jalannya kegiatan sahabat santri yang lain mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi dan dengan amanah dijadikannya saya  pengurus LBM  yaitu mengasah Bakat dan minat Sahabat santri mulai dari akademik sampai non akademik.

 Dari pengabdian yang saya rasakan terhadap Kyai dan Ibu nyai  saya memperoleh banyak pengalaman atau hal pembelajaran yang diperoleh, seperti Bisa memasak, bersih bersih ,sabar, mandiri, saling menghormati satu sama lain, dll.v

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun