Mohon tunggu...
Nur Sulis
Nur Sulis Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Seorang pendidik di Sebuah Sekolah Menengah Pertama di Kota Jambi

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Kisah Sukses Dibalik Cahaya Minang: Dari Pekerja Menjadi Pengusaha

14 Oktober 2024   15:40 Diperbarui: 14 Oktober 2024   15:42 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita tentang seseorang yang merangkak dari bawah hingga menjadi pengusaha sukses, selalu menarik perhatian. Dari mereka kita bisa mendapatkan banyak sekali inspirasi, cerita haru, motivasi dan bahkan falsafah hidup. Pengalaman dan perjuangan para perintis ini bahkan seringkali tidak kita jumpai di buku manapun, akan tetapi lembar demi lembar catatan perjalanan hidupnya akan menambah khasanah kita.

Pria itu bernama Agung Prabowo, lahir di sebuah kota kecil yang bernama Cilacap Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 13 Agustus 39 tahun lalu. Pada awalnya Agung dan 7 orang kawan lainnya merupakan pekerja di sebuah rumah makan yang dimiliki oleh seseorang yang bersahaja bernama H. Bustamam. Setelah sekian lama bekerja di rumah makan tersebut, delapan sekawan ini merasa bahwa jika mereka masing bekerja di bawah usaha orang lain maka akan sulit untuk berkembang. Ditambah lagi kebutuhan hidup yang semakin meningkat dengan gaji seorang pekerja rumah makan tidak dapat mencukupi semua kebutuhan hidupnya. H. Bustamam yang merupakan pemilik rumah makan dimana mereka bekerja sangat mendukung bahkan memotivasi mereka untuk dapat mendirikan usaha sendiri agar dapat memperbaiki taraf hidup. Beliau merupakan inspirasi terbesar Agung dalam mengembangkan usahanya. H. Bustamam mengatakan kepada para pekerjanya bahwa tidak boleh selalu bergantung kepada orang lain dan jangan merasa puas hanya sebagai pekerja saja. Dari sinilah maka inspirasi itu muncul. Mereka menyatukan ide untuk bergabung dan berjuang bersama untuk mewujudkan harapan dan cita-citanya.

Dengan tekat bulat dan kepercayaan diri yang tinggi maka pada tahun 2015 Agung dan kawan-kawan memberaanikan diri mengambil resiko keluar dari rumah makan tempat mereka bekerja dan mengumpulkan modal dengan cara patungan untuk mendirikan sebuah rumah makan. Tantangan berat dirasakan oleh Agung dan kawan-kawan saat awal-awal membuka rumah makan itu. Karena persaingan dibidang kuliner khususnya rumah makan padang di Jambi cukup ketat. Mereka melakukan berbagai upaya agar rumah makannya dikenal oleh banyak pelanggan dari berbagai kalangan. Mulai dari mempercantik kemasan ( bungkus dan kotak) sampai dengan pelayanan yang ramah yang menjadi ciri khasnya. Terlebih lagi Agung sangat selektif dalam pemilihan bahan-bahan makanannya sehingga dapat menhgasilkan masakan yang berkualitas dan enak.

Sampai saat ini, Rumah makan Cahaya Minang telah memiliki empat cabang yang tersebar di beberapa wilayang di kota Jambi. Bukan perjalanan yang mudah untuk sampai ke titik ini. Jatuh bangun dalam menjalankan usaha pun dirasakan oleh Agung. Saat pandemi Covid-19 melanda negeri ini misalnya, imbasnya sangat dirasakan, meskipun tidak sampai membuat rumah makan ini tutup akan tetapi mereka sangat mengalami dampaknya. Tantangan berat juga dialami oleh Agung dan kawan-kawan ketika harga-harga sembilan bahan pokok melambung tinggi. Saat harga sembako tinggi Agung tidak bisa begitu saja menaikkan harga makanannya, karena berbagai pertimbangan. Sehingga dibutuhkan kreatifitas agar bagaimana caranya ketika harga sembako naik sementara harga makanan di rumah makannya tetap sama. Beliau mengambil langkah bijak dengan mengurangi sedikit keuntungannya demi tetap menjaga kualitas dengan harga yang sama. Dengan kegigihannya itulah Rumah makan ini masih tetap berjaya dan bahkan makin berkembang.

Untuk strategi marketingnya, Bapak tiga anak ini merangkul dan bekerjasama dengan aplikasi layanan pesan antar seperti GoFood dan GrabFood agar memudahkan pembeli untuk dapat menikmati hidangan dari rumah makannya tanpa harus keluar rumah. Selain itu beliau juga mencantumkan nomor telephon dan alamat rumah makan di setiap kemasan makanannya, hal tersebut dirasa efektif untuk menyebarluaskan informasi tentang keberadaan rumah makan ini.

Pemilik rumah makan yang beromset ratusan juta ini mengatakan bahwa  usahanya dapat dikatakan telah mencapai kesuksesan apabila beliau telah melihat karyawannya memiliki kualitas dan taraf hidup yang baik, berkecukupan  dan dapat bermanfaat bagi orang lain. Sungguh, Indikator kesuksesan yang sangat mulia bagi seorang pengusaha. Karena, lanjutnya,  semua orang bisa menjadi bos dalam bidang apapun akan tetapi tidak semua orang bisa menjadi leader yang dapat merangkul dan menghargai semua karyawannya. Ini merupakan salah satu kunci sukses dalam menjalankan suatu usaha. Kisah inspiratif ini ditutup dengan pernyataan  Agung  yang memberikan pesan kepada semua orang yang akan merintis usahanya, bahwa semua orang bisa saja memulai suatu usaha. Banyak sekali bidang usaha yang dapat ditekuni. Yang terpenting yang harus dilakukan adalah jangan lupa berdoa dan sehebat apapun kita, doa restu orang tua harus diutamakan.

Semoga dapat menjadi khasanah dan menambah motivasi bagi pembaca.

Terimakasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun