Mohon tunggu...
Zumaroh Nur Soleha
Zumaroh Nur Soleha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Memiliki hobi MEMBACA.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kemiskinan di Indonesia Hasil dari Ketidakadilan

29 September 2024   17:00 Diperbarui: 30 September 2024   07:15 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemiskinan di Indonesia merupakan masalah besar yang melanda negara kita saat ini.Meskipun ekonomi negara saat ini terus bertumbuh akan tetapi masih banyak sekali masyarakat yang hidup dalam kemiskinan.Kemiskinan di negara ini bukan hanya sekedar masalah ekonomi,tetapi juga merupakan hasil dari ketidakadilan stuktural dalam mendistribusikan sumber daya dan peluang ekonomi.Hal ini menimbulkan pertanyaan yang cukup perlu di bahas adalah

 MENGAPA DI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI YANG TINGGI, KEMISKINAN MASIH BERTAHAN?

Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah terletak pada ketidakaadilan ekonomi yang mengakar dalam sistem sosial dan kebijakan di Indonesia.

LALU SIAPAKAH YANG DI UNTUNGKAN?

Data menunjukan bahwa sebagian besar kekayaan di Indonesia hanya di nikmati oleh sekelompok kecil orang kaya,sementara jutaan orang lainnya masih hidup di bawah garis kemiskinan.Laporan Oxfam tahun 2017 menyebutkan bahwa kekayaan empat orang terkaya di Indonesia setara dengan gabungan kekayaan dari 100 juta penduduk termiskin.Faktor ketimpangan ini tidak hanya terkait dengan ekonomi saja tetapi juga akses terhadap pendidikan,kesehatan,serta lapangan kerja yang layak.Orang-orang yang kehidupan sosialnya berada di atas akan mendapatkan akses yang lebih baik seperti pendidikan yang berkualitas,layanan kesehatan serta peluang ekonomi yang memadai.Namun sebaliknya,mereka yang kehidupan sosialnya berada di lapisan bawah terus terjebak dalam siklus kemiskinan karena kurangnya akses terhadap sumber daya tersebut.

Selain ketimpangan dalam distribusi kekayaan,kebijakan ekonomi yang di terapkan akhir akhir ini cenderung lebih menguntungkan kelompok elit di bandingkan rakyat kecil.Pembangunan infrastrukutur besar besaran seperti Pembangunan tol,stadion jembatan.Serta kebijakan investasi asing.

Di kutip dari detik.com Rabu,(25/9/2024),Perusahaan asal China,Delonix Group mulai menjalankan proyek di Ibu Kota Nusantara (IKN),Kalimantan Timur.Delonix menjadi investor asing pertama yang masuk IKN.Delonix akan membangun proyek Kawasan mix use Delonix Nusantara yang akan di bangun luas lahan 24.000 meter persegi.Di dalamnya akan banyak Pembangunan properti,mulai dari hotel,service apartemen,pusat perbelanjaan,perkantoran,dan pusat olahraga serta kebugara.Investasi Delonix murni tanpa bermitra dengan Perusahaan lokal.

Dilansir dari detikFinance,Kamis (26/9/2024),Presiden Joko Widodo sendiri yang meresmikan groundbreaking proyek senilai Rp 500 miliar tersebut.Orang nomor satu di Indonesia itu mengatakan Delonix merupakan Perusahaan asing yang menjadi perintis untuk berinvestasi di IKN.Diharapkan masuknya Delonix dapat menarik minat investor lainnya.

Hal ini dapat meningkatkan terjadinya ketimpangan sosial di Indonesia karena pemerintah sering kali lebih berfokus pada kepentingan Perusahaan besar dan kapital asing,dari pada peningkatan kesejahteraan Masyarakat miskin.Sedangkan, sektor pertanian,yang menjadi tulang punggung bagi Sebagian besar Masyarakat miskin di pedesaan seringkali di abaikan.Petani kecil sulit untuk bersaing di pasar karena minimnya dukungan dari pemerintah,baik dalam bentuk subsidi,teknologi,maupun akses pasar.Sementara itu,sektor-sektor yang lebih menguntungkan bagi investor asing,seperti pertambangan dan Perkebunan besar, mendapat perhatian lebih dari pemerintah.Akibatnya,Masyarakat yang tergantung pada sumber daya alam dan lahan pertanian sering kali kehilangan akses terhadap tanah mereka dan terpaksa beralih pekerjaan yang kurang produktif.

AKSES YANG TIDAK SETARA TERHADAP PENDIDKAN DAN KESEHATAN

Ketidak adilan dalam ekonomi juga terlihat dari akses yang tidak merata terhadap pendidikan dan layanan Kesehatan contohnya seperti daerah-daerah di Kawasan timur Indonesia terutama di Papua yang masih menghadapi pembatasan akses Pendidikan,serta layanan Kesehatan.Pendidkan berkualitas cenderung hanya di nikmati oleh mereka yang mampu membayar biaya tinggi untuk sekolah  dan universitas swasta. Akibatnya,anak-anak dari keluarga miskin sering kali harus puas dengan kualitas pendidikan yang rendah, yang pada akhirnya menghambat mereka untuk meningkatan taraf hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun