Mohon tunggu...
nur sofiatun
nur sofiatun Mohon Tunggu... -

semangat yaa!!! pasti bisa;)Amiin

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

BP & BK, Menakutkan?

19 Februari 2016   10:40 Diperbarui: 19 Februari 2016   11:14 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selayang Pandang Bimbingan & Konseling

MAN Tambakberas Jombang

Bercerita tentang Bimbingan dan Konseling atau yang biasa dikenal BK atau BP pasti kita berpikiran ia adalah suatu yang “menakutkan”. Mengapa demikian? Karena kebanyakan dari kita mengganggap bahwa itu adalah sebuah tempat bagi siswa yang sering melanggar peraturan sekolah misalkan berkelahi,  mbolos sekolah, mencuri, dll. Padahal istilah BK atau BP adalah salah satu wadah bagi seorang siswa yang ingin berkonsultasi mengenai permasalahan yang ia hadapi dalam proses pembelajaran, berkonsultasi tentang minat dan bakatnya serta menanyakan bagaimana untuk mengembangkannya, atau bahkan hanya bercanda maupun bermain ditempat ini. Ia adalah salah satu wadah bagi seorang guru untuk lebih mengenal karakter, kepribadian, dan permasalahan, serta motivasi atau dorongan yang diperlukan oleh siswanya.

Dalam perkembangannya, BK atau BP adalah hal yang sangat urgen dan dibutuhkan dalam sebuah lembaga pendidikan. Menurut penulis BK atau BP adalah salah satu hal yang harus ada dalam sebuah lembaga pendidikan, hal ini didasarkan pada peranan BK atau BP yang sangat berkaitan dengan kemajuan atau perkembangan siswa. Dalam BK atau BP para siswa dapat mendiskusikan bagaimana perkembangan dan kesulitan yang ia hadapi dalam proses pembelajaran, disamping itu BK atau BP dapat mengembangkan bakat yang ia miliki. Sehingga dapat dikatakan bahwa badan ini erat hubungannya dengan siswa maupun guru dalam sebuah lembaga pendidikan.

Diambil dari buku Bimbingan & Konseling oleh Drs. Anas Salahuddin mengutip dari Uman Suherman (2008) yang menyatakan bahwa dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah/madrasah, bukan semata-semata terletak pada atau tidak adanya landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dari dari atas, namun yang penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik , yang selanjutnya disebut konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual). Selain itu,  Prof. Dedi Supriadi (2004:7) menyatakan bahwa bimbingan adalah proses bantuan yang sistematis yang diberikan oleh konselor/pembimbing kepada klien agar klien dapat: memahami dirinya, mengarahkan dirinya, memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya, menyesuaikan diri dengan lingkungannya, mengambil manfaat dari peluang-peluang yang dimilikinya dalam rangka mengembangkan diri sesuai potensi-potensinya, sehingga berguna bagi dirinya dan masyarakat.

Melihat lebih jauh peranan BK atau BP di MAN Tambakberas Jombang adalah merupakan suatu lembaga yang sangat berperan dalam mengembangkan atau memberikan solusi terhadap keluh kesah yang dihadapi oleh para siswa. Sering penulis menjumpai pihak BK atau BP memanggil seorang siswa yang beberapa hari terlihat tidak aktif dalam pembelajaran atau bahkan hanya sekedar menanyakan bagaimana perkembangan siswa tersebut dalam proses pembelajaran. Selain itu, pihak BK atau BP juga memperhatikan tentang dimana siswa harus melanjutkan sekolahnya atau memberikan pilihan jurusan yang seharusnya ia ambil, atau apa saja yang harus dipersiapkan ketika akan memasuki jenjang yang lebih tinggi. Dapat diambil contoh, di sekolah  ini ketika prapenjurusan, pihak BK atau BP bekerja sama dengan lembaga yang berkaitan dengan Psikologi untuk memberikan sebuah tes psikologi yang kemudian dari tes tersebut para siswa mendapatkan jawaban atau saran jurusan apa yang seharusnya ia pilih dan para siswa juga bisa mengetahui karakter maupun kepribadian dari siswa itu sendiri, dan banyak peranan BK atau BP yang lainnya.     

Dengan begitu banyak peranan yang BK atau berikan, dapat dikatakan bahwa BK atau BP dibuat bukan tanpa dasar, melainkan adalah sebuah kebutuhan yang selayaknya ada dalam sebuah lembaga pendidikan yang dengannya diharapkan dapat tercapainya sebuah proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. 

   

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun