Mohon tunggu...
Nur Sofiatul Zuhriyah
Nur Sofiatul Zuhriyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif Universitas Tidar

Seorang anak yang sedang menempuh pendidikan jenjang sarjana dengan basis keilmuan agrikultur. Mulai berani keluar dari zona nyaman pada bidang kepenulisan seiring hobi saya berupa scroll tiktok, baca buku self improvment, nonton youtube, dan mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

PMM 4, Menelusuri Keindahan Alam Loksado dengan Balanting

3 Juli 2024   19:45 Diperbarui: 3 Juli 2024   20:00 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berenang di perjalanan Balanting (Sumber: Dokumen Pribadi)

Pada Jum'at 30 Mei 2024 seluruh mahasiswa pertukaran mahasiswa merdeka 4 Universitas Lambung Mangkurat mengikuti kegiatan Modul Nusantara di Desa Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. 

Kegiatan yang kami lakukan ialah menelusuri keindahan alam Loksado menggunakan balanting atau bamboo rafting. Balanting ialah istilah yang digunakan oleh masyarakat dalam penyebutan Bamboo Rafting atau rakit bambu. 

Balanting terdiri dari 15-20 bambu yang kemudian diikat dengan kulit bambu dilengkapi dengan bambu kecil sebagai pengayuh balanting. Dahulunya lanting digunakan warga untuk alat transportasi, mencari ikan, dan mengangkut hasil tani dan kebun berupa kemiri, kayu manis, pisang, dan sebagainya. 

Pada setiap balanting terdiri dari tiga penumpang dan satu paman lanting. Masing-masing dari kami dilengkapi oleh pelampung sebagai bentuk penjagaan diri. 

Keindahan Alam Loksado dari Balanting (Sumber: Dokumen Pribadi)
Keindahan Alam Loksado dari Balanting (Sumber: Dokumen Pribadi)

Saat berada ditengah perjalanan paman lanting menyarankan untuk berfoto di aliran air terjun kecil. Selain itu kami juga menyempatkan untuk mencoba mengayuh rakit bambunya. Aliran sungai Amandit yang cukup menantang dan udara yang sejuk menenangkan.

Saking puasnya kami dapat dengan leluasa memandang alam sekitar dan berteriak disaat melewati riak jeram di hulu sungai Amandit.  Pengarungan sungai dimulai pada pukul 13:00 WITA. Sekitar tiga jam kami puas mengarungi sungai Amandit. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun