Mohon tunggu...
Nursiti Suriasih
Nursiti Suriasih Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuluh Pertanian Lapangan

Penyuluh Pertanian Lapangan di kabupaten Tapin

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pertanian Hayati Penuh Inovasi

9 Agustus 2023   12:22 Diperbarui: 9 Agustus 2023   12:23 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://bibitbunga.com/cara-memulai-usaha-pertanian-organik/

Pertanian hayati dikenal sebagai pertanian organik atau pertanian yang berkelanjutan. Pertanian hayati menjadi topik populer dalam beberapa tahun terakhir karena fokus terhadap kesehatan manusia, lingkungan, dan keberlanjutan pangan secara global. 

Artikel ini akan membahas tentang inovasi dalam pertanian hayati serta tantangan yang dihadapi dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan dunia sambil meminimalkan dampak negatif pada lingkungan.

Inovasi dalam Pertanian Hayati:

  • Penggunaan Teknologi IoT (Internet of Things) dalam Pertanian: IoT memungkinkan petani untuk memantau tanaman, tanah, dan kondisi cuaca secara nyata. Hal ini membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat dan efisien terkait penyiraman, pemupukan, dan pengendalian hama.
  • Metode Pertanian Vertikal: Pertanian vertikal memanfaatkan ruang secara efisien dengan menanam tanaman dalam lapisan vertikal. Hal ini cocok untuk daerah perkotaan dengan lahan terbatas dan dapat meningkatkan produksi pangan dalam skala kecil.
  • Biopestisida dan Bioratun: Pengembangan biopestisida alami dan bioratun (perangkap feromon) membantu mengurangi penggunaan pestisida kimia yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia
    https://faperta.umsu.ac.id/2022/11/06/pertanian-organik-pengertian-contoh-dan-faktor/
    https://faperta.umsu.ac.id/2022/11/06/pertanian-organik-pengertian-contoh-dan-faktor/

Tantangan dalam Pertanian Hayati:

  • Produktivitas dan Skalabilitas: Meskipun pertanian hayati memiliki banyak keuntungan, masih ada tantangan dalam meningkatkan produktivitas yang dapat bersaing dengan pertanian konvensional dalam hal produksi skala besar.
  • Pendidikan dan Kesadaran Petani: Penerapan praktik pertanian hayati memerlukan pemahaman mendalam dan kesadaran petani. Pendidikan dan pelatihan diperlukan untuk mengubah pola pikir dan metode konvensional.
  • Pasokan Sumber Daya: Pertanian hayati memerlukan lebih banyak sumber daya manusia dan waktu, terutama dalam hal perawatan tanaman yang lebih intensif.
  • Pasar dan Harga: Produk pertanian hayati seringkali dihargai lebih tinggi karena proses produksi yang lebih rumit. Ini dapat membatasi akses bagi sebagian konsumen.
  • Perubahan Iklim dan Ketidakpastian Cuaca: Variabilitas cuaca yang lebih besar dan perubahan iklim dapat berdampak negatif pada produksi pertanian hayati.
  • Sertifikasi dan Regulasi: Proses sertifikasi untuk produk pertanian hayati dapat rumit dan mahal. Regulasi yang jelas diperlukan untuk memastikan kualitas dan keamanan produk.

Dengan inovasi yang terus berkembang dan upaya untuk mengatasi tantangan, pertanian hayati memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada pangan global yang berkelanjutan dan lingkungan yang lebih sehat. Namun, kolaborasi lintas sektor dan dukungan lebih lanjut dari pemerintah, ilmuwan, dan masyarakat akan menjadi kunci kesuksesan dalam mengimplementasikan praktik pertanian hayati secara lebih luas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun