Hari Jumat, selalu identik dengan salat berjamaah di Masjid. Khususnya bagi kaum bapak yang beragama Islam. Â Tak heran banyak yang mengatakan hari Jumat adalah Hari Rayanya para lelaki Muslim.
Tetapi, dalam hal ibadah lain, kaum perempuan pun tak ketinggalan melakukan kebajikan spesial pada hari Jumat. Kata tetua kampung, beramal pada hari jumat, pahalanya berkali lipat.
Saya masih ingat almarhumah Emak dulu. Setiap hari Jumat beliau mengajak anak-anaknya mandi keramas, memotong kuku, mencuci pakaian, dan bersih-bersih rumah serta pekarangan.
Dahulu, di kampung saya ada ritual unik setiap pagi Jumaat. Warga setempat menyebutnya  "menjamu mukin". Usai salat subuh berjamaah, bapak-bapak belum langsung pulang. Mereka disuguhkan makanan yang diantarkan oleh masyarakat secara sukarela. Tak tahu apakah tradisi tersebut masih berlaku atau tidak.
Semasa kecil saya sering ditugaskan Emak mengantarkan sedekah kue ke Masjid Agung. Â Berangkat dari rumah pagi temaram. Sendirian pula. Pakai obor, kadang-kadang pakai suluh daun kelapa kering. Karena zaman itu kami belum kenal bagaimana bentuknya lampu listrik.Â
Duh ..., maaf. Cerita saya meluber terlalu jauh. Maklum, Nenek-nenek  kalau bernostalgia, pasti arahnya ke zaman "dahin"  (dahulu kala). He he ... .
Pada kesempatan ini saya  juga ingin merayakan hari Jumat. Caranya dengan mengajak  kompasianers berpantun  bertema hari Jumat nan memikat, mengandung doa dan nasihat.
Pantun Hari Jumat nan Memikat Muslim yang baik pandai berhemat
Supaya ekonominya tetap selamat
Selamat datang hari Jumat
Kusambut pagimu penuh hidmat
Pak tani pandai menanam tomat
Pak Pos pintar mengantar surat
Banyaklah bersedekah di hari Jumat
Semoga rezekimu berkat dunia akhirat
Allah tinggikan derajat orang berilmu
Supaya terang jalan menuju surga
Sinarilah hatiku  dengan CahayaMu
Hiasi hatiku dengan iman dan taqwa