Di tanah air, tumbuhan ini populer dengan sebutan rimbang, takokak, dan terong pipit. Ia jenis sayuran satu kerabat dengan terung-terungan (Solanaceae).
Tak heran orang kampung saya di Sumater Barat sana menyebutnya terung rimbang. Ada juga yang menamainya terung langgik.
Masyarakat Kerinci, Jambi, mengenalnya sebagai thung langge (terung langge). Tentu ada puluhan bahkan ratusan sebutan lainnya, sesuai dengan daerah masing-masing.
Kata mereka, mengonsumsi buah rimbang mentah sangat baik untuk kesehatan mata.
Pendapat beliau-beliau memang terbukti. Suami saya suka mengosumsi rimbang mentah. Di usianya ke 70 saat ini, dia belum pakai kaca mata. Kecuali ketika membaca tulisan agak kecil.
Beda dengan saya, yang kurang suka lalapan rimbang. Mulai umur 50 tahun saya tak bisa lepas dari kacamata.
Diketahui sayuran rimbang banyak mengandung vitamin A, B1, dan C, dan zat-zat penting lainnya yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Mulai melancarkan peredaran darah, mencegah diabetes sampai merawat kesehatan kulit. Ulasan lengkapnya ada di sini.
Di daerah kami Kerinci sini, biasanya tumbuhan berbahasa ilmiah Solanum torvum ini tumbuh liar di semak-semak. Banyak juga ditemui di kebun penduduk tanpa di tanam. Karena bijinya dibawa oleh burung.
Rimbang memiliki bunga majemuk, berbentuk bintang. Memiliki 5 mahkota warna putih, dan 5 benang sari warna kuning. Ciri lainnya, berdaun tunggal bulat memanjang pinggirnya bergelombang, dengan tulang menyirip dan warna hijau.