Kata  Pak Ustazd, "Salah satu pekerjaan tersulit dalam hidup ini adalah membayar utang."
Filosof tersebut ada benarnya juga. Dalam keseharian sering kita temui umat yang rajin ngutang. Giliran membayar, plan-plin.
Bahkan menimbulkan sengketa di kemudian hari. Baik bagi yang berutang, maupun pihak pemberi utang. Kebanyakan pemainnya antar individu dalam lingkup kecil.
Tak mau repot dengan masalah piutang? Lakukan physical distancing dengan dua golongan berikut!
1. Individu Bertabiat Buruk
Niur bukan nama sebenarnya. Seorang ibu muda 3 anak punya hobi ngutang. Menurut logika,  oknum PNS ini bisa hidup tenang  tanpa terbebani oleh utang. Suaminya juga PNS. Gaya hidupnya biasa-biasa saja.
Karena utangnya berkelindan selilit tubuh, Niur jadi bulan-bulanan para pemberi utang. Sampai-sampai diancam akan dipolisikan jika dia tidak melunasinya dalam jangka  waktu tertentu.Â
Demi harga diri keluarga, orang tua  dan saudara-saudaranya rela menjual sawah untuk menuntaskan piutang Niur. Dengan catatan, ke depan  kasus serupa tak boleh terulang lagi.
Apa yang terjadi? Dua tahun kemudian gila Niur kumat lagi. Dia terpaksa meringkuk di  penjara karena tersandung kasus penggelapan barang bukan miliknya.
Kepada polisi Niur mengaku, benda tersebut dia jual karena butuh uang untuk membayar utang.
Dengan demikian, tidak berlebihan kalau insan seperti ini dikatakan tercipta dari sebongkah daging  berwatak buruk, alias bawaan dari lahir. Sangat sulit untuk berubah.
2. Pribadi Buta Secara Matematis
Sudah tahu penghasilan suami  pas-pasan,  tetap  saja memaksa untuk berutang.  Sepertinya  mereka tidak mikir mau dibayar pakai apa.