Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Perempuan di Pondok Nelayan?

22 Juni 2020   19:50 Diperbarui: 22 Juni 2020   19:47 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Salah satu pondok nelayan Danau Kerinci. Foto NURSINI RAIS

Tiga kali windu berganti, usiamu melancip di pondok nelayan. Dibuai riak gelombang, topan siap membanting, hujan dikirim langit, petir disembur awan tak pilih lawan tak kenal kawan.

Sudahlah ...!  Aku tak tega lagi membiarkan dirimu sepi sendiri, dari area satu ke tepian lain, merakit seribu mimpi. Bersuluh lentera bersumbu minyak, bersungkup langit tiada berkaki.

Aku akan menemanimu sampai nanti, bermanja-manja di sela lembutnya  bisikan angin malam,  berkisah tentang  ikan  yang enggan merapat, udang yang kurang bersahabat, tengkulak yang suka mempermainkan harga.  

Kukira kau juga  merindukan curhatanku. Hidup bukan hanya perkara uang. Si kecil sering membandel, semester si sulung mendekati kalender, soal Corona dan razia masker.

"Perempuan nginap di pondok nelayan? Itu bukan tradisi," katamu. Kau tersenyum. Aku tertunduk malu. Jemari tanganku saling menggenggam. Aku  menerima penolakanmu, meski  batinku  sedikit kecewa.

****

Simpang Empat Danau Kerinci, 22/06/2020.

Hj. NURSINI RAIS

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun