Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yuk Cari Tahu, Bagaimana Masyarakat Kerinci Menjalankan Ibadah Tarawih Pertama di Tengah Covid-19

24 April 2020   19:10 Diperbarui: 24 April 2020   23:11 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Posko Gugus Tugas Relawan Desa Lawan covid 19, Desa Baru Tanjung Tanah, Danau Kerinci. Foto/NURSINI RAIS

Ibarat orang sakit, obat dioles pantangan terlampau. Begitulah pribahasa yang tepat untuk  melukiskan kondisi tempat saya berdomisili, di tengah imbauan pemerintah agar bersatu memerangi Covid-19.

Hal ini terbukti, tadi malam telah terjadi pelanggaran pantangan besar-besaran terhadap “obat” yang disebut social distanting dan physical distanting. Umat Muslim setempat tetap melaksanakan salat tarawih berjamah di masjid dan musala. Begitu juga dengan salat Jumat, terus berlangsung seperti biasanya.

Saya dan suami termasuk dua dari oknum pelanggar pantangan tersebut. Habis mau bagaimana lagi. Semua tetangga satu RT tarawih di musalla. Cuman kami berdua yang  tarawih di rumah, apa kata dunia. Pasti kami dicap manusia aneh, takut mati dan dituding terlalu menghamba pada duniawi.

Padahal, spanduk ajakan untuk  menjalankan amar sosial distanting dan physical distanting bertaburan di sana-sini.  

Pada titik-titik tertentu di setiap desa ada pula Posko Gugus Tugas Relawan Desa Lawan covid 19. Meskipun harus diakui, Pos-pos tersebut belum berfungsi maksimum.  

Pelanggaran begini   terjadi pada banyak  masjid dan musala  di daerah pedesaan  dalam Kabupaten Kerinci.

Himbauan sejenis ini bertebaran di mana-mana. Foto/NURSINI RAIS
Himbauan sejenis ini bertebaran di mana-mana. Foto/NURSINI RAIS

Ibu Nurlis salah satu penduduk Lolo Gedang Kecamatan Bukit Karman mengatakan,  “Seperti Ramadhan sebelumnya  seluruh warga  dalam kecamatan kami,  tetap tarawih di masjid dan musala,” katanya saat saya hubungi via telepon genggamnya tadi pagi.

“Mati itu hukumnya wajib ketentuannya ada pada Allah. Bukan tersebab Virus Corona. Bukan pula karena digigit hantu. Gubernur Sumatera Utara aja ngajak rakyatnya salat berjamaah di masjid,” tambahnya.

Saya berkekalakar sambil tertawa, “Wah, informasimu menjangkau wilayah Sumatera Utara.” 

Hal senada disampaikanpula oleh Ibu Elma warga desa Tanjung Pauh Mudik Kecamatan Danau Kerinci Barat, “Tiada bedanya dengan  tarawih tahun sebelumnya, Bu. Masjid penuh,  musala melimpah. Dan tiada pula larangan dari pemerintah desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun