Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Sering ke Pesta? Setop Jadi Tamu Nakal!

21 September 2019   06:55 Diperbarui: 22 September 2019   17:02 997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesta pernikahan adalah ritual syakral yang diharapkan terjadi sekali seumur hidup. 

Tak terbayang betapa sibuknya tuan rumah menyiapkan segalanya agar acara sukses sesuai harapan. Menyewa dan memilih paraweding, mengatur tempat (bagi yang pestanya tidak menyewakan gedung khusus), sampai ke memikirkan masalah kateringan dan dana.

Menurut pengalaman, dalam menyelenggarakan sebuah pesta apapun jenisnya, hal yang paling dikhawatirkan tuan rumah adalah kekurangan lauk atau sambal.

Untuk mewanti-wanti, pemilik hajad biasanya berprinsip, lebih baik kelebihan stok daripada kekurangan. Sebab, yang namanya pesta segala sesuatunya disiapkan untuk memuaskan tetamu.

Dalam bertamu memang dibatasi adab-adab tertentu, namun selalu ada saja pribadi yang nakal.

Saya dan mungkin juga Anda sering menyaksikan dalam sebuah pesta pernikahan atau perjamuan lainnya, oknum undangan mengambil ransum dalam porsi jumbo.

Bahkan melampaui batas kewajaran. Setiap macam lauk yang terhidang di prasmanan dia sapu. Sehingga isi piringnya monjong seperti gunung merapi.

Sekiranya dia makan sampai habis, tuan rumah pasti bangga. Tertanda sajian yang disuguhkan laris manis. 

Celakanya, sang tamu berhenti makan menyisakan isi piring yang masih banyak. Disertai beberapa potong lauk. Di sisi lain, tak jarang undangan yang datang belakangan tidak kebagian.

Sumber ilustrasi : dailymoslem.com
Sumber ilustrasi : dailymoslem.com
Pelakunya tidak orang sembarangan. Gayanya perlente dan kekinian. Sepengamatan saya, mereka kebanyakan dari kaum emak-emak. Dan sedikit dari golongan bapak-bapak.

Susah ditebak, apa motifnya mereka berbuat demikian. Apakah menunya keasinan atau kurang enak. Atau sang oknum pamer gengsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun