Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

2 Kiat Ampuh Memerdekakan Diri dari Konflik Piutang

27 Agustus 2019   06:51 Diperbarui: 27 Agustus 2019   07:00 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi : hidayatullah.com

Bertahun-tahun baru ditagih.  Apa yang saya dapati?  Ada yang berjanji dan berjanji. Ada pula yang membangga diri, semasa dia kaya banyak membantu keluarga. Matanya melotot, mulutnya mengericau ngajak berantem. Yang  pura-pura lupa juga ada. Lama-kelamaan ngaku juga.

Sampai detik ini kasus-kasus tersebut sirna begitu saja. Satu darinya, jangankan berkunjung, nelepon saya pun dia tiada lagi. Sepertinya dia lebih memilih memutuskan silaturrahmi daripada membayar utang.

Kasus ini tentu berbeda dengan sepak terjang pengusaha besar yang utangnya mencapai triliunan rupiah? Saya tidak berkompeten mengulasnya.

Saya juga tidak berhak mengatur orang lain bagaimana cara yang baik dalam mengelola utang. Tetapi, berdasarkan pengalaman pribadi, ada 2 kiat ampuh memerdekan diri dari konflik utang- piutang.

1. Memberi Atas Nama Sedekah

Sekiranya kita punya dana, siapa pun yang minjam berikan semampu dan seikhlasnya. Niatkan dalam hati, apakah atas nama sedekah, nyumbang, atau mengeluarkan zakat.

Dengan demikian mereka terbantu, kita berkesempatan menyemai bibit pahala. Ketimbang dikasih ngutang berbuah sengketa.

2. Bisikkan pada Diri Sendiri, Utang itu Hak Orang Lain

Berutang bukanlah sesuatu yang haram. Sehebat dan sekaya apapun manusia, asal dia waras, pasti pernah terkait utang piutang. Karena dalam hidup ini tiada manusia yang sanggup memenuhi kebutuhan ekonominya sendiri tanpa bantuan pihak lain. Termasuk saya.

Jangankan kita sebagai individu, negara pun berutang untuk membangun negara. Asal tahu aturannya.

Bisikkan pada diri sendiri, bahwa barang atau uang yang diutangi itu milik orang lain. Kepada pengutangnya melekat kewajiban dan tanggung jawab untuk mengembalikannya sesuai kesepakatan antar kedua pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun