Ikan seluang adalah satu dari sekian banyak jenis ikan air tawar yang hidup dalam Danau Kerinci. Mungkin karena ukuran maksimal tubuhnya kecil, masyarakat Kerinci menyebutnya "anak sluang".
Lucu ya. Padahal, tidak semua ikan seluang berstatus anak. Sebagian sudah jadi bapak atau emak. Hal ini ditandai dengan, ketika ditangkap rata-rata  perutnya dipadati telur. Jika dianalogikan pada manusia, sedang dalam kondisi hamil.  Namun tetap saja dikatakan "anak sluang". Nah Itulah uniknya bahasa dan bangsa Indonesia.
Ikan seluang aman konsumsi bersama tulang dan kepalanya. Tanpa khawatir terselak atau ketulangan. Meskipun yang namanya ikan pasti bertulang. Tetapi tulangnya lembut  dan tidak tajam.
Era tujuh 70-90an, seluang Danau Kerinci ini sering mengalami musim banjirnya. Hingga nilai jualnya jatuh ke titik terendah. Saya masih ingat terakhir beli murah harga Rp 1000 / kaleng susu cap nona. (kurang lebih 1/4 kg). Â
Zaman sekarang, di desa saya per kilogramnya dihargai Rp 120.000. Itupun kalau kebetulan ada yang menjual. Dan pembeli harus rela pula berpacu cepat dengan konsumen lain.
Pertanyaannya, cicit ikan kok bisa semahal itu? Untuk diketahui, seluang Danau Kerinci punya cita rasa yang khas. Gurih, ada manis-manisnya juga. Â Begitu pula jenis ikan lain. Beda dengan ikan air tawar yang pernah saya cicipi di daerah Jambi umumnya.Â
Saya yakin, ikan seluang ada di sungai-sungai, danau,  atau rawa-rawa di seluruh tanah air. Tetapi  nuansa keseluangannya tentu tidak sama dengan seluang  Danau Kerinci.
Sering pedagang  membawa seluang dari luar ke daerah Kerinci. Dijual murah, Rp 50.000 perkilogram. Sampai di mulut tiada berasa. Kayak mengunyah kulit kayu. (Mohon ampun ya Allah. Bukan bermaksud mengecilkan RahmatMu). Faktanya memang demikian.Â
Mahal atau murah, enak atau tidak enak, kita harus mengonsumsi ikan, kalau tak mau ditenggelamkan oleh Bu Susi. He he .... Selain kadar protein yang tinggi yang sangat dibutuhkan oleh tubh kita. Yaitu adanya long chain polyundaturated fatty acids(LCPUFAs), DHA, EPA, asam amino, dan mikronutrien (vitamin, mineral) yang tidak dapat dihasilkan oleh sumber pangan lain selain ikan (himasilkan, 2016/06/04).