Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Begini "Derap Langkah" Iskandar Zakaria, Penulis Al-Quran Terpanjang Sedunia

3 September 2018   21:19 Diperbarui: 5 September 2018   04:07 1755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iskandar Zakaria, budayawan, seniman, kolektor, dan penulis Mushaf Al-Quran Terpanjang Sedunia. (Sumber Ilustrasi: jambiupdate,co)

Usai makan, saya dan suami beranjak meninggalkan Rumah Makan Marantama Kota Sungai Penuh. Biasanya memang begitu, jika lagi mood dan waktu zuhur masih jauh, kami jalan-jalan dulu ke tempat teman lama atau berleha-leha di tengah kota. 

Siang itu saya mengajak beliau bersilaturrahmi ke tempat Pak Iskandar Zakaria. Penulis mushaf Al-Quran terpanjang sedunia, budayawan, seniman, sekaligus kolektor benda-benda kuno di Kelurahan Dusun Baru, tepatnya di kaki Bukit Sentiong bagian utara Kota Sungai Penuh.

Seperti biasanya, pintu beliau selalu terbuka untuk umum. Saya ketuk beberapa kali. Seorang wanita muda menyambut kami dengan senyum. 

Ketika saya menanyakan orang yang dicari, wajah cantik itu meredup ketika. Dengan suara tersendat dia menjawab, "Bapak sudah meninggal, Bu. Tanggal 10 Agustus kemaren.

"Wanita yang mengaku bernama Meiza Tety Qadarsih ini adalah putri pertama dari 4 bersaudara hasil pernikahan almarhum dengan istrinya Zainidar yang telah mendahulukannya beberapa tahun lalu.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Aduh, saya malu. Semenjak kenal dengan beliau, beberapa kali saya ke sana. Kadangkala, sekadar mendengar cerita jadulnya era lima puluhan, saling bertukar pengalaman, dan barteran buku hasil karya masing-masing. Pas hari kepergiannya saya tidak hadir.

Efek ketinggalan informasi. Padahal kediaman kami hanya berjarak 15 km. Sekali tiga hari saya pasti ke kota Sungai Penuh. Berita kematian beliau telah menggemparkan daerah Jambi. Seluruh media cetak dan online Kabupaten Kerinci, kota Sungai Penuh, dan provinsi mewartanya.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dari muda, pria kelahiran Sungai Penuh 13 April 1942 ini tak kenal lelah melakukan penggalian, pelestarian kekayaan, keragaman budaya dan tradisi masyarakat Kerinci dan Provinsi Jambi umumnya. Tak heran, apabila ada profesor/peneliti yang datang dari dalam dan luar negeri buat keperluan penelitian di daerah Kerinci, beliaulah yang dipercayai untuk mendampingi.

Salah satu ilmu langka yang dimiliki kakek 9 cucu dan 2 cicit ini adalah fasih baca tulis huruf Incung, yaitu, aksara Kerinci berupa peninggalan peradaban dunia. Setahu saya, di kota Sungai Penuh dan Kerinci, ada dua nama yang pakar di bidang tersebut. Yakni, Pak Iskandar Zakaria (almarhum) dan Depati Alimin. Sekarang, aset provinsi Jambi itu tinggal satu.

Meiza Tety Qadarsih. (Foto kiriman Meiza)
Meiza Tety Qadarsih. (Foto kiriman Meiza)
Yang membesarkan hati, Ibu Meiza mengakui bahwa dirinya juga lancar baca tulis huruf Incung. Terlepas apakah dia bersedia menularkannya kepada generasi muda saat ini atau tidak. Sebab, sepanjang tahun, ada saja mahasiswa dari dalam dan luar Jambi melakukan penelitian dan belajar aksara kuno itu di tempat almarhum.

Semasa hidupnya, penerima Anugerah Gong Bertuah dan PIN Emas dari Gubernur Jambi ini telah menciptakan serta menata ratusan tari dan musik. Baik tari tradisioanal Jambi maupun tari daerah lain. Beberapa di antaranya telah dipentaskan di beberapa kota di Indonesia. Bahkan ke beberapa negara Asia. 

Bulan-bulan terakhir sebelum sakit pun beliau masih aktif menari/melatih tari di Sanggar Budaya Ilok Rupo milik pribadinya. Tak salah, tahun 2010 Kementerian Kebudayaan dan pariwisata RI memberikannya gelar Maestro Seni Tradisi.

Koleksi pertama. ( dokumen pribadi)
Koleksi pertama. ( dokumen pribadi)
Karya seninya yang lain, cipta puisi, esai yang telah puluhan kali tayang di media cetak. Tahun 1978, almarhum merampungkan tulisannya tentang sejarah perjuangan Fisik Rakyat Kerinci tahun 1945-1949. Naskah tersebut diakui sebagai karya terbaik Tingkat Nasional dan memperoleh penghargaan dari Sekretariat Negara Republik Indonesia. 

Tidak hanya itu, tahun 1991 naskah sandiwara radio yang ditulisnya mendapat penghargaan terbaik III Nasional dari RRI pusat Jakarta. Tulisannya yang lain, Tambo Sakti Alam Kerinci yang terdiri dari 5 jilid telah diterbitkan dalam bentuk buku oleh Pemerintah Kerinci dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Pensiun dari pegawai Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kerinci bukan berarti kebiasaan menulisnya pupus. Ide sang maestro malah semakin menggila. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun