Pada bait keempat ini, penulis menggambarkan bahwa ketika diri sendiri melakukan kesalahan, mencoba tidak dipikirkan dan malah beranggapan bahwa orang lain juga melakukan kesalahan bukan hanya  dirinya sendiri.
Kepura-puraan sebagai landasan menghibur diri sendiri, entah berapa banya topeng yang menutupi perbuatan atau yang lainnya.Â
Pada bait selanjutnya, penulis menggambarkan bagaimana diri sendiri lah yang tau, berapa banyak topeng yang dipakai, untuk menutupi segala hal.
"Keenam kali, ketika ia mengejek kepada seraut wajah buruk
padahal ia tahu, bahawa wajah itu adalah salah satu topeng yang sering ia pakai".
Puisi selain menjadi karya sastra, didalamnya bisa memberikan kita gambaran, renungan, keinginan, perasaan/suasana hati, puisi juga mengajarkan kita bahwa kata yang singkat memiliki makna yang luas.Â
Melalui puisi ini, depresiasi diri bukanlah hal yang baik,ingin dianggap rendah hati dengan merendahkan diri sendiri bukanlah hal yang patut dicontoh. Terlalu sering berpura-pura dengan diri sendiri. Kepura-puraan dengan menutup kesedihan dengan senyuman, kata "gapapa" untuk menutupi ketika kita sedang tidak baik-baik saja, dan kekurangan yang dianggap candaan untuk menutupi rasa sakit. Terlalu memaksa untuk menjadi sempurna. membenci dan menghina diri sendiri, itu bukanlah hal yang baik. Sewajarnya saja, coba untuk lebih mencintai diri sendiri dan berdamai dengan diri sendiri, maka kamu tidak akan terpikirkan lagi untuk membenci dan menghina diri kamu sendiri, tidak ada lagi yang namanya depresiasi diri. Bukankah yang selalu ada dengan berbagai kondisi yang kamu lalu adalah diri kamu sendiri?.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H