Mendalo Darat merupakan salah satu daerah yang terkenal ramai karena padatnya aktivitas masyarakat hingga banyaknya kendaraan yang berlalu lalang di kawasan tersebut. Mulai dari fakta bahwa daerah ini merupakan jalan menuju Universitas Jambi dan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang menaungi beribu-ribu mahasiswa, hingga menjadi tempat lalu lalang mobil-mobil truk besar yang mengangkut barang seperti batu bara dan sebagainya. Hal ini menyebabkan kemacetan yang sangat parah hingga kecelakaan yang merenggut nyawa di kawasan Mendalo. Tentunya kemacetan ini berdampak buruk bagi semua orang.
Untuk mengantisipasi kemacetan di jalan Mendalo, Ditlantas Polda Jambi melakukan rekayasa pengalihan lalu lintas untuk kendaraan seluruh mobil angkutan barang mulai dari truk batubara hingga angkutan lainnya. Dirlantas Polda Jambi, Kombes Pol Dhafi mengatakan pengalihan arus lalu lintas ini diberlakukan pada saat jam sibuk kerja dan anak sekolah.
Sehingga, semua truk angkutan barang dari arah Kota Jambi ke Kabupaten Batanghari dilarang melewati Mendalo dan dialihkan melalui Tempino pada pagi dan sore hari mulai dari 06.00 - 09.00 WIB dan 15.00 - 18.00 WIB.
Selain itu, hal yang sama juga diberlakukan dari arah Kabupaten Batanghari ke Kota Jambi tidak bisa melewati Mendalo pada pukul 18.00 - 21.00 WIB dan akan dialihkan melewati Tempino.
Namun, dalam pelaksanaannya kebijakan tersebut terbukti belum terlalu efektif. Kemacetan memang berkurang tetapi bukan berarti hilang. Masih ada mobil-mobil truk angkutan barang yang melanggar kebijakan tersebut. Sementara itu, banyaknya warga yang menggunakan kendaraan pribadi juga menjadi salah satu penyebab kemacetan.
Maka dari itu, beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi kemacetan di kawasan Mendalo adalah dengan diperketatnya pengawasan oleh Polda Jambi agar tidak terjadinya pelanggaran oleh mobil truck angkutan barang lagi, serta dengan mengoptimalisasi penggunaan transportasi umum di Kota Jambi yang disertai dengan himbauan agar warga mulai sering menggunakan transportasi umum seperti Bus Trans Siginjai untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H