Mohon tunggu...
Nurshifa Vathia
Nurshifa Vathia Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengembangan Proses Pengolahan Teh Gaharu Desa Batu Busuk oleh Mahasiswa KKN-T IPB Domisili Padang

31 Juli 2022   09:50 Diperbarui: 31 Juli 2022   09:53 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kampung Batu Busuk merupakan kampung yang terletak di Kelurahan Lambung Bukit, Kecamatan Pauh, Kota Padang. Sesuai dengan namanya, konon dahulu memang ada batu yang berbau busuk di kampung ini berdasarkan cerita yang beredar dimasyarakat, namun saat ini tidak dikatahui keberadaannya. 

Kampung Batu Busuk terkenal akan destinasi wisatanya, salah satunya adalah pemandian Mandeh Rubiah. Selain pesona wisata yang memanjakan mata, Batu Busuk juga meyimpan aset yang berharga yaitu adanya perkebunan gaharu. Gaharu adalah pohon yang memiliki gelar sebagai kayu termahal di dunia. 

Bagaimana tidak, Pada tahun 2010, pohon ini memiliki harga US$ 100,000/kg atau setara dengan Rp 1,4 miliar. Di tahun 2015, 1 kilogram kayu gaharu berkisar antara Rp 650.000 sampai dengan Rp 400 juta, tergantung dari kualitas kayunya. 

Namun, masyarakat Batu Busuk khususnya kelompok tani hutan kemasyarakan (HKM) tidak memanfaatkan pohon ini dengan mengambil batangnya, melainkan mengambil daunnya yang kemudian dijadikan minuman teh gaharu yang kaya akan manfaat.

Dokpri
Dokpri
Alasan dari kelompok tani HKM tidak mengambil batangnya adalah untuk melestarikan hutan. Pemanfaatan daun gaharu sebagai minuman teh bisa dibilang kegiatan yang baru dimulai di Desa Busuk ini, khususnya bagi kelompok tani HKM, sehingga ada beberapa kendala yang terjadi di lapangan. 

Salah satu kendala adalah kurangnya pengetahuan masyarakat terkait cara proses yang baik dan benar, serta alat produksi yang masih belum sesuai standar. 

Beranjak dari permasalahan ini, Mahasiswa KKN-T IPB 2022 berusaha membantu kelompok tani HKM untuk bersama-sama mencarikan solusi. Langkah pertama yang dilakukan Mahasiswa KKN-T IPB 2022 adalah melakukan diskusi bersama Wakil Gubernur Sumatra Barat, yaitu Bapak Dr. Ir. Audy Joinaldy, S.Pt., M.Sc., M.M., IPM, ASEAN.Eng pada (12/7/2022) yang juga merupakan alumni dari IPB.

Dokpri
Dokpri

Hasil dari diskusi ini, Bapak wagub menyarakan Mahasiswa KKN-T IPB 2022 berdiskusi terkait cara pengolahan teh daun gaharu atau proses hilir bersama pengusaha teh yang ada di Solok, yaitu Bapak Wahyu. Beliau merupakan owner dari Lugus Tea dan juga alumni dari IPB. Kunjungan ke Solok tepatnya di Daerah Bukik Gompong dilakukan pada (20/7/2022).

Dokpri
Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun