Apakah pendidikan di Indonesia semakin berkembang? Atau perkembangan itu telah diganti oleh kegiatan perundungan yang dilakukan? Saat ini, pendidikan di Indonesia menduduki peringkat ke-67 dari 203 negara. Berbanding terbalik dengan kasus perundungan di negeri ini, kasus tersebut sudah memasuki peringkat ke-5 dari banyaknya negara di dunia. Pada dasarnya, pendidikan dan perundungan memiliki kaitan satu sama lain. Kasus-kasus perundungan ini dapat dijumpai pada hampir seluruh tingkatan pendidikan.
Sekolah telah menjadi rumah kedua bagi para siswanya. Rumah kedua itu, tentu dijadikan wadah dan sumber bagi sebagian orang untuk melaksanakan misi dan harapannya, seperti,
Bagaimana agar mendapat nilai tinggi? Apakah langkah yang dilakukan sudah benar? Apakah aku bisa mengerjakan soal ujian? Bagaimana rasanya lulus dengan segudang prestasi?
Atau malah berganti dengan,
Apa cara yang enak untuk mempermalukan dia? Bagaimana agar dia tidak mau bersekolah lagi? Apakah cara ini dapat membuat trauma?Â
Sungguh mengerikan adanya perbedaan seratus delapan puluh derajat mengenai tujuan seseorang di tingkatan pendidikan. Misi dan harapan yang dituju, tidak diketahui apakah mengarah kepada hal positif atau negatif.
Pendidikan di Indonesia terlihat semakin menurun setiap waktunya. Ambisi seseorang sudah beralih dengan perlahan. Semakin sedikit orang yang menonton suatu media untuk meningkatkan ilmu pengetahuannya, dan semakin banyak juga orang yang menonton suatu media untuk mengetahui berbagai macam jenis perundungan. Karena hal tersebut, tentu tidak aneh jika perundungan yang terjadi di sekolah tidak absen dari zonanya.
Indonesia perlu meningkatkan pendidikannya. Setelah diperhatikan, grafik perundungan yang terjadi di Indonesia malah semakin meningkat, berbanding terbalik dengan pendidikan yang terus menurun pada kurun waktu yang singkat. Hal ini seharusnya menjadi sebuah refleksi bagi setiap orang. Haruskah pendidikan di negara ini semakin menurun? Apakah segala bentuk pendidikan yang diberikan di sekolah atau pun rumah tidak berlaku pada seseorang yang melaksanakan perundungan?. Ada suatu hal yang harus diperbaiki mengenai hal ini. Tentunya, seluruh pihak yang berperan diharapkan dapat ikut andil mengenai pendidikan dan perundungan yang berlangsung pada tingkatan pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H