Mohon tunggu...
Showmi Ati Aisyah
Showmi Ati Aisyah Mohon Tunggu... Perawat - Saya Perawat, mari membaca

Saya Perawat. saya ingin pembaca mengetahui dan memahami profesi perawat profesional dalam tulisan saya .saya akan memberikan edukasi dari sumber - sumber terpercaya dan fakta yang ada. jadilah pembaca yang pintar dalam mengelolah berita dan tulisan di media. selamat membaca :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bullying Beresiko Bunuh Diri pada Anak

22 April 2022   17:10 Diperbarui: 22 April 2022   17:15 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Angka tingkat bunuh diri tertinggi di dunia pada 2019, yakni mencapai 72,4 per 100 ribu penduduk. tingkat bunuh diri laki-laki di Indonesia pada 2019 lebih tinggi ketimbang perempuan yakni sebesar 3,7 per 100 ribu penduduk. Sementara tingkat bunuh diri perempuan pada tahun yang sama sebesar 1,1 per 100 ribu penduduk (Annur,2021).

Ketika keluarga sebagai support system tetapi tidak dapat menjadi support system, membullying anaknya sendiri dengan membandingkan anaknya, menghina anaknya sendiri dengan kata - kata kasar, dan tidak dapat menjadi motivasi anaknya menjadi yang lebih baik. 

Bullying sendiri adalah perilaku agresif yang merasa mempunyai kekuasaan akhirnya mudah menghina yang lemah secara sengaja mau fisik dan non fisik (wearer, Espelage, & Napolitano, 2009).

Dampak anak yang sering di bullying adalah Mengalami masalah mental. Bullying pada anak bisa memicu perasaan rendah diri, depresi, cemas, serta kesulitan tidur dengan nyenyak. Kondisi ini juga menyebabkan memiliki keinginan untuk menyakiti diri sendiri. 

Memicu masalah kesehatan, sebab dampak bullying bisa membuat anak berisiko merusak atau menyakiti diri sendiri, misalnya dengan mengonsumsi makanan tidak sehat atau hal lain yang bisa berdampak pada kesehatan tubuh. Merasa takut dan malas untuk berangkat ke sekolah. 

Anak yang mengalami bullying juga lebih mungkin berbohong untuk menutupi perilaku yang diterimanya. Mengalami penurunan prestasi akademik. Hal ini bisa terjadi akibat tidak memiliki keinginan lagi untuk belajar atau merasa kesulitan untuk fokus dalam menerima pelajaran. 

Berpikiran untuk membalas dendam. Ini adalah dampak bullying yang paling berbahaya. Sebab, anak mungkin berpikiran untuk melakukan kekerasan pada orang lain sebagai upaya balas dendam atas perundungan yang dialami (Handayani,2021).

Anak sering terjadi mendapat perilaku bullying di lingkungannya, disekolah maupun keluarganya, sebagai orang tua kadang lupa akan ucapan perkataan "hinaan fisik maupun kegagalan anak" apa yang akan terjadi jika anak mendapat perilaku bullying.anak tersebut akan tumbuh menjadi anak yang pendendam , bermental kuat atau sebaliknya harga diri Rendah atau tidak percaya diri dengan dirinya sendiri yang akan mengakibatkan anak tersebut menjadi sering menyendiri yang berdampak gangguan Isolasi sosial. 

Harga diri evaluasi diri/perasaan negatif terhadap dirinya sendiri atau kemampuan diri jika terjadi selama tiga bulan lebih disebut Harga diri kronik (Nanda,2018). Harga diri rendah sendiri meliputi perasaan yang lemah seperti, tidak berdaya, putus asa, ketakutan, tidak berharga (Stuart,2016).

Anak pernah merasa  di bullying dengan temannya, teman sekolahnya, orang tuanya. Orang tua juga kadang menceritakan kejelekan anaknya di ceritakan kepada orang lain misalnya nilainya yang buruk atau prestasinya tidak sebaik dengan anak lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun