Mohon tunggu...
Showmi Ati Aisyah
Showmi Ati Aisyah Mohon Tunggu... Perawat - Saya Perawat, mari membaca

Saya Perawat. saya ingin pembaca mengetahui dan memahami profesi perawat profesional dalam tulisan saya .saya akan memberikan edukasi dari sumber - sumber terpercaya dan fakta yang ada. jadilah pembaca yang pintar dalam mengelolah berita dan tulisan di media. selamat membaca :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy

PENGARUH GADGET PADA TUMBUH KEMBANG ANAK

27 Maret 2022   17:16 Diperbarui: 27 Maret 2022   19:41 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : REUTERS/Dondi Tawatao

Anak jaman sekarang lebih banyak bermain menggunakan gadget, anak-anak senang bermain game online. Jangankan anak usia sekolah, anak usia balita sudah diperkenalkan gadget seperti nonton video coco melon, dengerin lagu anak anak, nonton film kartun upin ipin, atau musa dan lain sebagainya. Sedangkan anak usia sekolah ada yang menggunakan aplikasi tik-tok, game perang dan game moba tanpa pengawasan orang tua. Akibat main game anak - anak sering mengucapkan kalimat yang belum sepantasnya dikatakan. Kita sebagai orang tua perlu tahu dampak negatif pengaruh gadget dan perlu tahu berapa lama sih waktu ideal anak untuk bermain??? Bagaimana sih cara mengatasinya??? Apa dampak dan negatifnya???

Menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (PPPA RI) menyebutkan penggunaan gadget adalah hak anak, namun usia ideal anak dapat mengakses gadget adalah saat menginjak usia 13 tahun. Sudah menjadi hal yang biasa bahwa anak-anak menggunakan gadget untuk komunikasi atau lebih banyak digunakan untuk bermain dan sarana hiburan. Penggunaan gadget tidak hanya orang tua atau orang dewasa saja, tapi anak-anak pun menggunakannya. Tidak bisa dihindari anak-anak menggunakan gadget. dari sebuah penelitian psikologi dan kedokteran masa anak-anak masa golden age dimana bisa terjadi gadget berdampak negatif untuk anak-anak karena kecanduan dan menjadi malas belajar itu menunjukan anak mengalami penurunan tumbuh kembangnya (Puspayoga, 2020).

Sumber Gambar : Health. detik.com foto Facebook
Sumber Gambar : Health. detik.com foto Facebook
Terbukti adanya data penelitian di Indonesia anak usia dini menggunakan gadget sebanyak 29% dalam tiga bulan terakhir. Balita yang berusia kurang dari satu tahun sebanyak 3,5%, anak balita 1-4 tahun sebanyak 25,9%, dan anak prasekolah 5-6 tahun sebesar 47,7% (Lidwina, 2020).

Peran orang tua yang dulunya sebagai teman bermain bagi anaknya sekarang telah digantikan oleh gadget, maka dari itu orang tua perlu mengontrol anak yang sudah mengenal gadget (Yambise, 2019). Peran orang tua sangat penting untuk perkembangan anak karena gadget pengaruh dalam tumbuh kembang anak, bagaimana cara agar anak tidak terjerumus ke hal-hal negatif contohnya anak menjadi kasar dalam bahasanya, cepat marah atau perilaku yang ditontonnya. Mungkin ada yang beranggapan gadget untuk mendiamkan anaknya sebagai problem solving, ada beberapa yang saya amati, bahwa anak-anak bermain gadget hingga larut malam, bahkan hingga tidak tidur.

Para Ahli mengemukakan idealnya semua orang tua didunia memiliki peran dan tanggung jawab   terhadap   tugas   pertumbuhan   dan   perkembangan   anaknya.   Mulai   dari   melahirkan, mengasuh,  dan  membesarkan (Anif  Rahmawati,  2019). Orang tua berperan penting dalam keberhasilan setiap anak oleh karena itu orang tua memiliki kewajiban untuk mendidik dan sebagai madrasatul ula dalam tumbuh kembangnya anak (Ni’mah, 2016).

Perkembangan anak yang sangat sensitif yaitu masa golden age yaitu 1-3 tahun bahwa tingkat perkembangan kognitif pada usia 1–3 tahun sebanyak 50%, sedangkan 4-8 tahun sebanyak 30% dan 20% yang lain dicapai pada usia 9-17 tahun, ini menunjukan anak usia tersebut dapat mencontohkan apa yang mereka lihat di lingkungannya itu dapat lebih cepat menangkap apa yang mereka lihat dan diajarkan. Para ahli medis lain sepakat terhadap hasil penelitian yang menemukan bahwa sel-sel otak manusia sudah terbentuk sebanyak 70%-80% pada anak usia tiga tahun (Landshears dan Mary Eming Young (1979) dalam  (Yuliani, 2017).

Problem Solving bisa berupa permainan dalam bentuk gerak dan lagu dapat meningkatkan kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetik, sehingga memainkan peranan penting bagi perkembangan psikomotorik, kemampuan kognitif, dan kemampuan afektif. Problem Solving bisa diajarkan bahasa, sentuhan dan sikap serta tanamkan nilai-nilai norma yang baik itu tidak hanya sekali dua kali saja.

Apabila anak usia di bawah 5 tahun menggunakan gadget secara berkelanjutan, apalagi tidak didampingi oleh orang tua, akibatnya anak hanya fokus ke gadget dan kurang berinteraksi dengan dunia sekitar. Pada usia 1 tahun seorang anak harus mengembangkan suatu kepercayaan dasar (basic trust), pada usia 2 tahun dia harus mengarah pada penemuan identitas dirinya. Kemudian pada usia anak sekitar 2-3 tahun banyak belajar mengenai berbagai macam koordinasi dan visiomotorik. Aktivitas-aktivitas sensomotorik telah dapat diintegrasi menjadi aktivitas yang dikoordinasi. Pada usia tiga tahun semua pola lokomotoriknya sudah dapat dikuasai. Aktivitas-aktivitas tersebut tidak luput dari peran media informasi dan teknologi bersamaan dengan perkembangan anak (Subarkah, 2019).

Menurut (Mohammad Nazir,2019)Dampak dari gadget untuk perkembangan anak, diantaranya sebagai berikut:

  1. Sulit Konsentrasi Pada Dunia Nyata
    Rasa kecanduan atau adiksi pada gadget akan membuat anak mudah bosan, gelisah dan marah ketika dia dipisahkan dengan gadget kesukaannya. Ketika anak merasa nyaman bermain dengan gadget kesukaannya, dia akan lebih asik dan senang menyendiri memainkan gadget tersebut. Akibatnya, anak akan mengalami kesulitan berinteraksi dengan dunia nyata, berteman dan bermain dengan teman sebaya.
  2. Terganggunya Fungsi PFC
    Kecanduan teknologi selanjutnya dapat mempengaruhi perkembangan otak anak. PFC atau Prefrontal Cortex adalah bagian di dalam otak yang mengontrol emosi, kontrol diri, tanggung jawab, pengambilan keputusan dan nilai-nilai moral lainnya. Anak yang kecanduan teknologi seperti games online, otaknya akan memproduksi hormon dopamine secara berlebihan yang mengakibatkan fungsi PFC terganggu.
  3. Introvert
    Ketergantungan terhadap gadget pada anak-anak membuat mereka menganggap bahwa gadget itu adalah segala-galanya bagi mereka. Mereka akan galau dan gelisah jika dipisahkan dengan gadget tersebut. Sebagian besar waktu mereka habis untuk bermain dengan gadget. Akibatnya, tidak hanya kurangnya kedekatan antara orang tua dan anak, anak juga cenderung menjadi introvert

Dalam teori Landreth Gery terapi bermain anak, bahwa bermain adalah bahasa pertama anak dalam komunikasi untuk membina hubungan istilahnya “bird fly, fish swim, and children play”. Bukan hanya untuk menyenangkan anak tetapi juga perkembangan fisik dan emosional serta mengekspresikan perasaannya, kemudian perkembangan kognitif (warna, bentuk), perkembangan sosial (memberi, menerima kawan bermain), pengembangan diri (berusaha untuk diterima), pengembangan moral (meminjam mengembalikan) bermain anak 30 menit (Chodijah,2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun