Â
Selama ini masyarakat terkadang menilai perawat dianggap kurang senyum terhadap pelayanan, ketika asuhan keperawatan seperti pada kasus berita tahun 2019 diberitakan RSUD Ciamis mempunyai perawat yang dikeluhkan perawat jutek. Dalam isi berita disebutkan bahwa, warga bilang "pelayanan RSUD Ciamis kurang memuaskan karena perawatnya tidak senyum", dengan begitu beberapa warga Ciamis yang sempat berobat ke RSUD Ciamis mengaku tak nyaman dengan sikap beberapa perawat yang kurang humanis saat memberi pelayanan. Seperti kurang senyum dan kurang ramah, diduga perawat tersebut tidak mendapatkan gaji secara full sejak Januari. Pandangan pasien ini sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan, baik dalam pasien mematuhi obat dan datang berobat kembali. Tentunya perawat sangat dinilai oleh masyarakat. (Dadang Hermansyah, 2019)
    Pasien dapat dilayani oleh perawat dengan sepenuh hati kemudian punya rasa perhatian dan mempunyai kemampuan intelaktual, tehnikal dan interpersonal yang disebut perilaku caring (Dwidiyanti, 2007). Kemudian menurut Benner (dalam Potter dan Perry, 2009) perawat yang professional perawat yang mempunyai perilaku caring. Banyak perawat yang belum caring, ini kenyataannya masih banyaknya kegiatan curing, perawat banyak yang tidak memberikan rasa aman tidak mendengar pasien dengan penuh empati, banyak yang menganggap hubungan terapeutik antara perawat dan pasien merasa tidak penting. Padahal hubungan terapeutik antara pasien dan perawat adalah hubungan yang dipertanggungjawabkan dalam profesionalisme keperawatan (Potter dan Perry, 2009)
     Perawat professional salah satunya memiliki sifat caring. Caring mempunyai 3 hal yakni tanggung jawab, perhatian dan melakuan asuhan keperawatan dengan ikhlas. Caring bersifat peduli, menghormati dan menghargai orang lain, artinya perawat dalam memberikan asuhan keperawatan harus memberikan perhatian dan kepedulian terhadap seseorang serta bagaimana seseorang berpikir dan bertindak. Itu berarti perawat harus caring dikatakan ikhlas, perhatian dan tanggung jawab dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Sitorus, 2007 dalam (Purwaningsih, 2015).
      Senyuman perawat sendiri adalah bukti bahwa perawat ikhlas dan perhatian ketika melaksanakan asuhan keperawatan. Hal ini dalam teori Watson, salah satunya adalah membantu, artinya sikap ini merupakan hubungan saling menguntungkan kemudian mengembangkan hubungan saling percaya dengan pasien yang dapat meningkatkan penerimaan perwujudan perasaan, baik positif maupun negatif, sangat penting bagi terbentuknya transcultural caring atau sikap caring antara perawat. Senyum perawat berefek penuh dalam meningkatkan asuhan keperawatan ditambah lagi perawat dapat memberikan komunikasi yang baik dengan pasien. Pasien pun akan senang dan dapat meningkatkan kenyamanan serta mendorong pasien untuk kesembuhannya. Senyum perawat sendiri yang dirasakan oleh pasien adalah empat kategori diantaranya yaitu "Membina hubungan saling percaya, Sikap keterbukaan pasien untuk menggali masalah, Kenyamanan pasien, dan  Mempercepat kesembuhan pasien". (Fitriana et al., 2019)
    Menurut penelitian Ekman dan Friesen, senyum itu mengandung bermacam-macam arti dan pesan.  Senyuman ikhlas dan benar-benar alami itu menunjukkan emosi positif untuk orang lain. Senyuman yang ikhlas berdampak jika seseorang melakukan sudut bibir terangkat keatas, kemudian tulang pipi terangkat, terlihat dengan pipi naik ke atas, dan mata menyipit. (Febrianto dan Widiana, 2013)
    Berita dari Republika.co.id diberitakan dari California yaitu Aksi Robertino Rodriguez, seorang terapis pernapasan di Scripps Mercy Hospital, menjadi viral didunia maya. Dia menempelkan foto diri sembari tersenyum di alat pelindung diri (APD) yang dikenakannya. Aksinya tersebut adalah tren dunia medis. Rodriguez mengatakan, dengan menggunakan APD pasien merasa tidak nyaman dan tidak melihat senyumannya dengan aksinya tersebut dia yakin  pasien merasa tenang dan merasa tidak takut. Dilakukannya untuk menghilangkan stress para pasien dimasa pandemi. Kemudian cuitan tersebut membuat seseorang memberikan dukungan penuh untuk tenaga kesehatan dibaris depan dan memberikan semangat. (Gumanti Awaliyah, 2020)
    Bukanlah fiktif belaka, kekuatan senyum yang bersumber dari hati. Salah satu peneliti kekuatan senyum yaitu Shawn Achor, beliau dengan tersenyum setiap hari, pada otak ada perasaan rasa bahagia akan terdapat hormon endorphin pikiran menjadi lebih positif. Senyum dapat menyehatkan orang yang menerima senyum dan berefek positif dalam komunikasi, senyum yang dilakukan manusia memperlihatkan sikap empati, kepekaan, memahami, saling menerima, saling menghargai dan sikap hadir untuk pasien (Fitriana et al., 2019).
    Perawat mempunyai nilai--nilai profesionalisme, nilai--nilai profesionalisme sendiri itu berarti "aesthetic" atau memberikan kepuasan bagi pasien. Cukup baik atau memadai adalah Kepuasan berasal dari bahasa latin "satic" yang berarti, melakukan atau membuat adalah "facio". Sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu memadai diartikan secara sederhana kepuasan. Hakikatnya manusia sendiri menurut Abraham Maslow adalah "setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi manusia butuh kebutuhan akan rasa aman (safety needs), manusia mencari rasa aman akan cenderung selektif, bisa kebutuhan akan perlindungan, hilang dari rasa takut, kekacauan dan lain-lain. Mengembangkan hidup manusia supaya menjadi lebih baik adalah tujuan kebutuhan manusia." (Purwaningsih, 2015)
    Kesimpulannya, perawat harus memberikan kepuasan kepada pasien dalam memberikan asuhan keperawatan dan meningkatkan rasa aman pasien. Dalam hal ini perawat juga perlu diingat bahwa nilai-nilai profesional keperawatan salah satunya adalah caring. Caring sendiri ada 3 hal, yakni ikhlas, peduli dan perhatian untuk kebutuhan asuhan keperawatan pasien. Senyuman perawat memberikan citra baik dipandang masyarakat. Perawat profesional akan melakukan senyum kepada pasien dalam memberikan asuhan keperawatan. Senyum perawat juga termasuk penilaian baik dimata masyarakat akan meningkatkan citra nama perawat profesional yang baik di masyarakat karena dengan senyum, pasien nyaman dan perawat dipandang positif maka tidak ada lagi berita tidak mengenakan tentang perawat jutek dan tidak murah senyum. saya selaku perawat minta tolong masyarakat saling mengerti akan tugas perawat yang tidak hanya melayani satu pasien saja. tidak usah marah - marah ketika dilayanin karena lamban. kami melakukan hal itu sudah melakukan usaha yang maksimal dalam menjalankan tugas memberikan Asuhan Keperawatan yang terbaik. Terimakasih sudah membaca tulisan saya. mudah mudahan bermanfaat.Â
Referensi