Pilkada serentak merupakn momen penting dalam perjalanan demokrasi Indonesia. Di era demokrasi digital, kemampuan berkomunikasi menjadi salah satu aspek krusial bagi kandidat untuk meraih kepercayaan publik, para calon kepala daerah berlomba-lomba menyampaikan visi, misi, dan program kerja melalui berbagai media, mulai pidato langsung, debat publik melalui media sosial. Namun dibalik hingar-bingar kampanye kesalahan berbahasa yang dilakukuan oleh para calon kepala daerah menjadi sorotan tersendiri. Pilkada serentak 2024 bukan sekedar rutinitas demokrasi. Ini adalah ujian bagi semua masyarakat, partai politik, dan sistem pemilu. Komuniksi publik yang buruk adalah salah satu tantangan yang harus diatasi agar pilkada benar-benar menghasilkan pemimpin yang relevan dengan kebutuhan rakyat. Fenomena ini tidak hanya menimbulkan keprihatinan, tetapi juga membuka ruang diskusi mengenai pentingnya keterampilan berbahasa dalam politik.
Jenis Kesalahan Berbahasa
Kesalahan berbahasa yang muncul selama masa kampanye dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis, diantaranya:
- Kesalahan Tata Bahasa Banyak calon kepala daerah yang melakukan kesalahan dalam penggunaan tata bahasa seperti struktur kalimat yang tidak sesuai, penggunaan kata kerja yang salah.
- Kesalahan Pilihan Kata(Diksi) Kesalahan dalam memilih kata dapat menyebabkan pesan yang disampaikan menjadi ambigu atau tidak efektif. Sebagai contoh, penggunaan istilah teknis tanpa penjelasan dapat membingunkan audiens yang memiliki latar belakang pendidikan atau pemahaman yang beragam.
- Kesalahan Logika Bahasa Kesalahan ini meliputi penyampaian argument yang tidak koheren atau bertentangan. Sebagai contoh, seorang calon mungkin berkata, " kami akan menurunkan pajak untuk meningkatkaan pendapatan daerah."pernyataan ini menunjukkan inkonsistensi logika yang dapat merusak kredibilitas.
- Penggunaan Bahasa Yang Tidak Santun Dalam bahasa kampanye yang penuh persaingan, beberapa calon kerap menggunakan bahasa yang cenderung menyerang atau menyinggung lawan politik. Hal ini tidak hanya mencederai etika komunikasi, tetapi juga berpotensi menimbulkan perpecahan di masyarakat.
Dampak Kesalahan Berbahasa
Kesalahan berbahasa dapat berdampak pada pemahaman berbahasa seseorang. Begitupun yang dilakukukan oleh calon kepala daerah memiliki dampak yang sangat signifikan, baik bagi individu maupun masyarakat. Dari sisi calon, kesalahan ini dapat menurunkan kredibilitas dan kepercayaan publik. Masyarakat cenderung lebih mempercayai  pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan baik dan jelas. Sementra itu, dari sisi masyarakat, kesalahan berbaahasa dapat mengaburkan pesan inti kampanye, sehingga berpotensi mengurangi pemahaman terhadap program kerja yang ditawarkan.
Penyebab Kesalahan Berbahasa
Faktor yang menyebabkan kesalahan berbahasa apada kampanye, antara lain:
- Kurangnya Penguasaan Bahasa Indonesia Beberapa calon mungkin tidak memiliki kemampuan Bahasa Indonesia yang memadai, baik dalam hal tata bahasa maupun  retorika.
- Minimnya Persiapan Dalam jadwal kampanye yang padat, calon kepala daerah sering kali tidak memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan marteri pidato atau debat dengan matang.
- Tekanan Psikologis Suasana kampanye yang penuh tekanan dapat membuat calon sulit berkonsentrasi, sehingga cenderung melakukaan kesalahan daalam berbicara.
- Pengaruh Media Sosial Bahasa yang digunakan di media sosial cenderung lebih santai dan informal, sehingga dapat mempengaruhi cara calon berbicara di ruang publik.
Pentingnya Keterampilan Berbahasa dalam Politik
Keterampilan berbahasa dalam politik sangat penting karena bahasa dapat memengaruhi opini publik dan menciptakan polarisasi dimasyarakat. Bahasa adalah alat utama untuk menyampaikan gagasan, membangun kepercayaan, dan menciptakan hubungan yang harmonis dengan masyarakat. Oleh karena itu, calon kepala daerah perlu menyadari pentingnya berbahasa dengan baik dan benar.
Upaya perbaikan dapat dilakukan dengan:
- Pelatihan Berbahasa Para calon dapat mengikuti pelatihan komunikasi dan bahasa untuk meningkatkan keterampilan mereka.
- Konsultasi dengan Ahli Bahasa Melibatkan ahli bahasa dalam menyusun pidato dan materi kampanye dapat membantu mengurangi kesalahan berbahasa.
- Penggunaan Media yang Tepat Memanfaatkan media yang sesuai untuk menyampaikan pesan dapat membantu menghindari kesalahan dan memastikan pesan diterima dengan baik oleh masyarakat.
Â