Hal itu juga diisyaratkan dalam hadis Rasulullah SAW yang lain, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim.
"Aku (Abu Sa'id Al Khudri) pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, maka hendaknya dia mengubahnya dengan kedua tangannya. Jika tidak mampu melakukannya, maka hendaknya dengan lisannya. Jika tidak mampu lagi, maka hendaknya (mencegah kemungkaran) dengan hatinya, itulah selemah-lemahnya iman."
Dalam kitab Ar-Risalah al-Qusyairiyyah disebutkan, "Yang tidak menyuarakan kebenaran adalah setan bisu."
Ungkapan tersebut bukan ayat Al-Qur'an atau hadis, tetapi dikutip oleh banyak ulama dalam fatwa dan kitab-kitab mereka. Ibnu Taimiyah menyebutkannya dalam kitab Majmu' Fatawa. Ibnu al-Qayyim juga menukilnya dalam beberapa kitab karangannya.
Syahdan, setan bisu atawa setan gagu itu bahkan lebih berbahaya daripada urban legend setan budeg (tuli) yang umumnya diketahui masyarakat yang bermukim di sekitaran rel kereta api Jabodetabek.
Sebetulnya lebih berbahaya lagi jika setan gagu dan setan budeg berkoalisi dengan setan bego atau setan goblok.
Dan senantiasa belajar serta berpikir kritis dengan tuntunan Al-Qur'an dan Sunnah dalam menyerap dan mencerap fenomena dan apa pun situasi kondisi yang ada di sekitar kita adalah bagian dari ikhtiar kita agar tidak terjebak jeratan syahwat trio setan tersebut, dan juga garda iblis beserta antek-anteknya, hingga akhirnya kita dapat selamat di dunia dan akhirat.
Wallahu a'lam bisshawwab.
Jagakarsa, 12 Januari 2021
Baca Juga:Â