Mohon tunggu...
Nursalam AR
Nursalam AR Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah

Penerjemah dan konsultan bahasa. Pendiri Komunitas Penerjemah Hukum Indonesia (KOPHI) dan grup FB Terjemahan Hukum (Legal Translation). Penulis buku "Kamus High Quality Jomblo" dan kumpulan cerpen "Dongeng Kampung Kecil". Instagram: @bungsalamofficial. Blog: nursalam.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Wahai Nabi yang Tak Minta Dibela

1 November 2020   15:35 Diperbarui: 1 November 2020   15:42 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Wahai Nabi Nan Mulia, engkau memang tak minta dibela

Kerna keadiluhungan budi dan darjahmu sebagai utusan Ilahi

Namun apa bukti cinta sang pencinta jika yang dicintainya dinistakan sementara ia diam saja?

Tangannya tak bergerak, terkulai

Lisannya kelu, tak bersuara

Bahkan hatinya pun tidak mampu mengingkari


Wahai Nabi Nan Mulia, engkau memang tak minta dibela

Namun jika ada sang pencintamu namun hatinya tak terusik saat engkau dianiaya, patut dipertanyakan cinta macam apa yang bersemayam di dadanya?

Jika selemah-lemahnya iman adalah mengingkari dengan hati, masih adakah iman di dada jika demikian adanya?


Wahai Nabi Nan Mulia, engkau memang tak minta dibela

Namun kamilah yang butuh untuk membelamu sekuat-kuatnya upaya

Agar kami tergolong pantas sebagai umatmu di akhir hayat kami dan di hari akhir dunia


Wahai Nabi Nan Mulia, engkau memang tak minta dibela

Namun rindu kami padamu tiada bertepi

Meskipun teramat jelas rindu dan cintamu kepada kami jauh lebih dalam tak terkira

Di saat sakaratul maut pun engkau berdoa agar hanya engkau saja yang merasakan sakitnya yang tak terperi, bukan kami, umatmu ini

Sakaratul maut itu berat, biar aku saja yang menanggungnya, demikian sabdamu penuh wira

Lantas jika kini engkau dihinakan, apakah layak kami berdiam diri?

Hingga dipaksa bungkam dan mengutuk pun tak kuasa?


Wahai Nabi Nan Mulia, engkau memang tak minta dibela

Namun bukankah perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata?

Dan pembuktian cinta sejati adalah dengan tindakan nyata

Bukan dengan ilusi segalanya akan baik-baik saja dan akan berakhir dengan sendirinya.

Jakarta, 1 November 2020         


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun