Ia tampak diam namun sebenarnya bergerak, bergerak dalam bayang
Ia terlihat sunyi namun sejatinya berisi
Ia tak peduli publikasi, yang membuatnya tampak tak disayang
Namun namanya harum bagi anak Betawi sebagai petinggi dan pahlawan harga diri
Lelaki dalam bayang itu kini terdiamBukan diam sebagaimana biasa yang sepi ing pamrih rame ing gawe
Ia terdiam selamanya dalam keheningan yang berbeda alam
Ia terdiam abadi kini, jauh dari dunia yang rame
Lelaki dalam bayang itu telah pulangBukan untuk pergi kembali. Namun berpulang selamanya ke hadirat Ilahi
Ia pulang menuju keabadian Yang Maha Penyayang
Ia pulang kini, ke kampung yang sejati.