Alhasil, setelah berdekade lamanya kita mafhum akan pelbagai ungkapan umpatan atau makian tradisional asli Indonesia yang kita punya seperti pukimak, sundel, ngentot, ngehe, anjrit, jancuk, maka hadirnya "anjay" merupakan bukti kreativitas anak bangsa ini yang sekaligus memperkaya keragaman kosakata bahasa Indonesia.
Saya sendiri bukan pengguna kata "anjay", bahkan mengharamkannya, termasuk juga kata-kata makian lainnya, dalam keluarga saya.Â
Namun, terlepas dari pendapat pribadi, saya mendukung kebebasan berekspresi secara bahasa dan budaya dari kalangan masyarakat yang lain. Persis sebagaimana yang dikemukakan Voltaire, sang filsuf Prancis penggerak Revolusi Prancis,"Saya mungkin tidak setuju dengan pendapat Anda, namun saya akan selalu mendukung kebebasan Anda untuk berpendapat".Â
Nah, dalam konteks tersebut, pelarangan, bahkan kriminalisasi, kata "anjay" secara legal formal, dan juga kata-kata serta bentuk ekspresi bahasa dan budaya lainnya, melalui tangan lembaga atau piranti kekuasaan hanya akan menambah kesebalan publik terhadap kepongahan elite petinggi yang berhasrat menghegemoni semua hal, termasuk ekspresi bahasa dan budaya, dalam masyarakat.
Maka, atas nama keragaman khazanah kata dalam bahasa Indonesia, tolong jangan bunuh "anjay"!
Jakarta, 3 September 2020
Rujukan:
1. https://www.merriam-webster.com/dictionary/fuck
2. https://www.merriam-webster.com/dictionary/fucking
3. https://www.merriam-webster.com/dictionary/bloody
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H