Mohon tunggu...
Nursalam AR
Nursalam AR Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah

Penerjemah dan konsultan bahasa. Pendiri Komunitas Penerjemah Hukum Indonesia (KOPHI) dan grup FB Terjemahan Hukum (Legal Translation). Penulis buku "Kamus High Quality Jomblo" dan kumpulan cerpen "Dongeng Kampung Kecil". Instagram: @bungsalamofficial. Blog: nursalam.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Tolong Jangan Bunuh "Anjay"!

3 September 2020   19:38 Diperbarui: 3 September 2020   20:43 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Komnas PA Ariest Merdeka Sirait dalam konferensi pers tentang kata "Anjay"/Foto: liputan6.com

Anjay, anjir, anying, anjrit, anjing. Fuck, fucking.

Demikianlah deretan kata yang sempat terlintas dalam pikiran saya setelah mengamati perkembangan kontroversi kata "anjay" di media massa, terutama di jagat media sosial beberapa pekan terakhir.

Pikiran saya sebagai praktisi bahasa dan penerjemahan terus mengembara jauh ke dalam rimba kata dan literatur.

Lantas, akankah kelak "anjay" juga ditulis a***y? Sama seperti sebagian orang menuliskan f**k untuk fuck atau fucking.

Atau kelak orang akan menyebut "anjay" dengan "kata A" (A-word)? Sama seperti kebiasaan penulisan dalam bahasa Inggris untuk "nigger" (atau "negro" dalam versi bahasa Indonesia), yang sering disebut "N-word".

Secara linguistik, "anjay" adalah modifikasi kata yang eufemistis untuk sebutan "anjing".

Sebelumnya, sudah ada anjir atau anying (versi bahasa Sunda), anjrit (versi dialek Betawi Jakarta) yang sama-sama merupakan penghalusan untuk kata makian yang mengacu pada "anjing" yang dianggap hewan "menjijikkan" bagi sebagian besar orang Indonesia yang mayoritas Muslim.

Dalam konteks ini, hal ini persis sama seperti kode sebutan "B2" untuk "babi" yang merupakan penyebutan tidak langsung untuk jenis hewan yang diharamkan dalam tradisi Muslim Indonesia tersebut.

Demikian juga perihal kesetaraan fuck atau fucking dengan "anjay" yang sama-sama bermuka dua. Keduanya bisa ditafsirkan sebagai makian (contoh: fuck you!), namun juga merupakan bentuk ekspresi penyangat atau penekanan suatu kata (contoh: I am fucking tired).

Jika bahasa Indonesia punya "anjay" dan American English (AE) punya "fuck", maka British English (BE) juga punya "bloody" dengan fungsi dan ekspresi yang setara (contoh: you are bloody hell; that's bloody brilliant). Untuk presisinya, silakan cek kamus bahasa Inggris yang otoritatif. Salah satunya kamus Merriam-Webster yang juga sudah ada dalam bentuk versi daring atau online.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun