Di saat pandemi COVID-19 seperti sekarang ini, guna memutus mata rantai penyebaran virus Corona hari ini, menjaga jarak aman atau physical distancing terutama saat di luar rumah adalah suatu keharusan. Jarak aman yang dianjurkan World Health Organization (WHO) adalah 1-2 meter.
Untuk ukuran jarak dalam cerita silat (cersil), biasanya digunakan ukuran jarak sesuai standar panjang anggota tubuh atau benda, seperti selengan, sehasta, setombak atau sepelemparan batu.
Sementara untuk ukuran waktu, biasanya sesuai waktu sewajarnya untuk menunaikan atau mengerjakan suatu kegiatan, seperti sepeminuman teh atau sepenanakan nasi.
Sewaktu SMP, sebagai penggemar cersil karya Kho Ping Hoo, saya sering berimajinasi membayangkan seberapa jauh atau seberapa lama ukuran jarak dan waktu yang dituliskan oleh sang penulis legendaris peranakan Tionghoa Semarang tersebut. Misalnya, selengan itu sekitar 60 centimeter.
Namun, saat itu saya masih bingung mengukur waktu sepeminuman teh yang wajar. Karena ayah saya yang penggemar teh biasanya akan berlama-lama menikmati segelas teh nasgitel (panas legit kentel), sekitar satu jam.
Sementara kawannya, yang sering datang untuk duduk mengobrol, biasanya cepat sekali menenggak teh yang disediakan, tidak sampai seperempat jam. Dalam satu jam, ia bisa dua sampai tiga kali meminta dibuatkan teh tambahan.
Back to laptop, perihal jaga jarak aman, di awal masa Work From Home (WFH) atau Kerja Dari Rumah pada medio Maret, di salah satu grup Whatsapp (WA), ada meme yang menggelitik. Tampak seorang lelaki bule, kabarnya di sebuah supermarket di Amerika, yang pada punggungnya tertempel kertas berukuran besar bertuliskan, "If you still can smell my fart, it means we are not far enough apart."
Jika kamu masih dapat mengendus bau buang angin saya, itu artinya kita belum cukup jauh berjarak, kurang lebih demikian maksud tulisan itu.
Saya tergelak membacanya. Jika dalam cersil, itu namanya jarak sepembuangan angin!
Ah, ada saja cara orang menyikapi pandemi. Barangkali ini yang dapat disebut sebagai "melucui pandemi".