Mohon tunggu...
Rohimawati NurRosyidah
Rohimawati NurRosyidah Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Mahasiswa IAIN JEMBER

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Aliran Progresivisme dan Tokoh Filusufnya

31 Mei 2020   22:02 Diperbarui: 31 Mei 2020   22:08 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

A. Progresivisme
Merupakan teori yang muncul dalam reaksi pendidikan rasional yang menekan pada metode formal. Pada dasarnya teori ini menekankan beberapa prinsip, antara lain:
1. Proses pendidikan berawal dan berfikir pada peserta didik.
2. Peserta didikialah sesuatu yang aktif, bukan yang pasif.
3. Peran guru hanya sebagai pasilitator, pembimbing dan pengarah.
4. Sekolah harus menciptakan iklim yang bersifat kooperatif dan demokratif.
5. Aktif pembelajaran lebih fokus dalam memecahkan suatu masalah, bukan untuk mengajarkan materi kajian.
Menurut pandangan progresivisme prosesnya ada dua bidang, yaitu psikologis dan sosiologis. Dilihat dari segi psikologis, hal penting bagi seorang pendidik adalah harus mengetahui potensi dan daya ingat pada peseerta didik untuk dikembangkan.  Dalam hal ini, pendidik akan mengetahui landasan yang tepat dan hal apa yang akan dilakukan.

B. Tokoh-tokoh aliran Filsafat Progresivisme
1. George Axtelle lahir di texas. Ia seorang filusuf pendidikan. Selama perang dunia ia juga bekerja dengan dewan produksi perang Australia.
2. Willian O. Stanley ialah seorang politisi asal Inggris.
3. Lawrence B.Thomas lahir di Briston. Ayahnya adalah pemilik penginapan  di sana. Pada usia 18 tahun ia pergi ke London dan mulai membangun reputasinya sebagai pelukis potret dalam minyak. Ia tetap berada di puncak profesinya hingga kematiannya di umum 60 tahun.

4. Frederick C.Heff

C. Konsep kurikulum Profresivisme
Aliran progresivisme ini lahir di Amerika pada abad ke-20. Filsafat ini menuntut penganutnya untuk maju bertindak inovatif dan revormatif. Karena aliran progresivisme bersifat dinamis dan selalu megalami perubahan. Maka dari itu, perlu kurikulim yang berpusat pada pengalaman (eksperimental).
Pandangan progresivisme bahwa peserta didik memiliki akal dan kecerdasan. Peserta didik ini tidak hanya dipandang jasmani dan rohani, namun juga memperhatikan tingkah laku yang berada pada pengalamannya, sehingga proses belajar terpusat pada anak. Tapi di sini anak tidak diperkenankan untuk melakukan kemauannya sendiri, karena ia belum cukup matang untuk melakukan sesuatu yang memadai.
Aliran ini juga memandang bahwa pendidik memiliki orientasi progresiv hingga memberi seluruh siswa untuk menentukan pengalaman-pengalamannya sendiri. Pendidik yang progresif yaitu memulai dengan melihat keberadaan siswa melaui tingkah laku kesehariannya dikelas, mengarahkan peserta didiknya kepada hal yang lebih baik.
Kurikulum yang tetap adalah yang mempunyai nilai edukatif. Sekolah yang baik ialah sekolah yang memperhatikan dan sungguh-sungguh dalam semua jenis belajar. Kurikulum yang baik itu seperti fungsi suatu laboratorium. Seperti halnya pendidik dan peserta didik yang mana dalam beberapa aspek sebagai ilmuan. Kurikulum yang dianggap baik ada empat prinsip, yaitu:
1. Kurikulum harus bisa meningkatkan kualitas anak didik sesuai jenjang pendidikan.
2. Kurikulum dapat membina dan mengembangkan potensi anak didik.
3. Kurikulum yang menjadikan anak didik menjadi kreatif, inovatif dan kemandirian.
4. Kurikulum bersifat fleksibel.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun