Mohon tunggu...
Posko 92 KKN MIT 18
Posko 92 KKN MIT 18 Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

Kami dari kelompok KKN MIT ke-18 Posko 92 UIN Walisongo tahun 2024 akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di Desa Blorok, Kec. Brangsong, Kab. Kendal. Kegiatan KKN MIT ke-18 ini dilaksanakan pada tanggal 2 Juli-17 Agustus 2024.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Sukses Usaha Jamur dari Hasil Belajar di Pondok Malang

7 Juli 2024   11:37 Diperbarui: 7 Juli 2024   12:00 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

@kknmit18_posko92 
@kknmit18_posko92 

Wirausaha di bidang jamur merupakan salah satu bentuk usaha yang semakin diminati di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Jamur memiliki potensi besar sebagai bahan pangan yang kaya gizi dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Wirausaha jamur tidak hanya berfokus pada produksi jamur konsumsi seperti jamur tiram, tetapi juga mengembangkan berbagai produk olahan jamur seperti keripik jamur, sosis jamur, atau bahkan kosmetik dan suplemen kesehatan berbahan dasar jamur.

Di Desa Blorok ini ada 6 para wirausaha yang membudidayakan jamur. Salah satunya yaitu bapak Tobroni yang merupakan warga Dusun Wonosari. Beliau memulai usaha budidaya jamur ini  dengan bekal belajar budidaya jamur saat beliau menjadi santri di salah satu pondok Malang, Jawa Timur. 

Dari bekal hasil belajar tersebut Ia mengimplementasikan usaha tersebut dimulai pada tahun 2007. Usaha jamur tersebut tidak langsung berjalan dengan mulus. Beliau mengatakan bahwa kegagalan tersebut karena perbedaan cuaca di Malang dengan Blorok, Kendal. Cuaca di Malang yang lebih sejuk dibandingkan dengan daerah Kendal yang panas. Beliau berusaha mengembangkan usaha jamur tersebut hingga tahun 2009 yang belum membuahkan hasil, sehingga beliau berhenti untuk membudidayakan jamur tersebut.

Setelah beliau gagal dalam usaha tersebut, dari tahun 2009 tersebut ia beralih profesi menjadi kuli bangunan. Disela-sela ia menjalani profesinya sebagai kuli bangunan, mandor dari bapak Tobroni menasehati "Jika kamu menjadi kuli bangunan, kamu tidak akan maju-maju."

Maka, bapak Tobroni berfikir keras dari nasehat mandornya, sehingga Ia memulai usaha lagi yaitu budidaya jamur. Beliau belajar dari kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan pada tahun 2007-2009 dalam membudidayakan jamur dan berinovasi kembali pada tahun 2012. 

Di tahun 2012 ini, bapak Tobroni berhasil membudidayakan jamurnya dengan baik dan berhasil. Dari keberhasilan ini beliau menyalurkan kemampuannya dalam berwirausaha jamur dengan saudara-saudaranya. Di Desa Blorok ini 5 dari 6 pengusaha jamur merupakan satu keluarga dari bapak Tobroni dan salah 1 dari 6 pengusaha jamur merupakan tetangganya. 

Bapak Tobroni yang kesehariannya di rumah untuk membudidayakan jamur menawarkan diri kepada siapapun termasuk warga dari luar desa jika ingin belajar membudidayakan jamur bisa datang ke rumah dan melihat langsung bagaimana proses budidaya jamur. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam teknik budidaya jamur yang tepat yaitu pengaturan lingkungan tumbuh yang optimal dan penggunaan media tanam yang sesuai. 

Selain itu, para pewirausaha jamur juga dapat berinovasi dalam pengembangan produk-produk baru yang dapat menarik minat konsumen, baik dari segi rasa maupun manfaat kesehatannya. Wirausaha jamur sering kali menjalin kemitraan dengan para petani lokal untuk memperoleh bahan baku berkualitas tinggi dan berkelanjutan, sehingga mendukung perekonomian lokal dan praktik pertanian yang berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun