Mohon tunggu...
NURRINDAH AYUPUSPITA
NURRINDAH AYUPUSPITA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

wiriting

Selanjutnya

Tutup

Politik

globalisasi pendidikan islam: tantangan dan peluang dalam menjawab kebutuhan era modern

16 Desember 2024   14:11 Diperbarui: 16 Desember 2024   14:11 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Globalisasi telah membawa dampak yang signifikan terhadap berbagai sektor, tidak terkecuali di bidang pendidikan, termasuk pendidikan Islam. Di satu sisi, globalisasi menawarkan berbagai peluang, sementara di sisi lain, ia juga menghadirkan tantangan yang cukup besar. Perkembangan teknologi informasi yang pesat, kemudahan akses terhadap berbagai sumber pengetahuan global, serta interaksi antara berbagai budaya di dunia membuka peluang bagi pendidikan Islam untuk berkembang secara lebih luas dan mendalam. Hal ini tentu saja memberi dampak positif, namun juga membutuhkan kehati-hatian agar nilai-nilai tradisional dalam pendidikan Islam tetap terjaga dan tidak tergerus oleh arus globalisasi.

Salah satu dampak positif globalisasi terhadap pendidikan Islam adalah kemudahan akses informasi. Dulu, untuk memperoleh pengetahuan agama, seseorang harus bergantung pada buku-buku, ustaz, atau pergi ke lembaga pendidikan tertentu. Kini, dengan adanya internet, platform pembelajaran digital, dan berbagai aplikasi pendidikan, pengetahuan Islam dapat diakses dari mana saja dan kapan saja. Universitas-universitas Islam di Timur Tengah dan negara-negara dengan populasi Muslim besar seperti Indonesia, Malaysia, dan Pakistan, dapat berbagi ilmu dan memperkenalkan nilai-nilai Islam kepada seluruh dunia. Hal ini membuka kesempatan bagi lebih banyak orang untuk memahami Islam secara lebih komprehensif, serta mengaplikasikan ajaran-ajarannya dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih jauh lagi, globalisasi mendorong pendidikan Islam untuk lebih inklusif dan adaptif terhadap keberagaman budaya. Siswa dari berbagai latar belakang budaya dan agama kini dapat belajar tentang Islam melalui kurikulum yang menekankan pada keragaman perspektif. Ini memungkinkan mereka untuk memahami dan menghargai nilai-nilai Islam dalam konteks yang lebih luas, serta membangun sikap toleransi terhadap perbedaan. Dengan cara ini, pendidikan Islam tidak hanya berfokus pada aspek pengetahuan agama semata, tetapi juga pada pembentukan karakter yang mencakup pengertian terhadap nilai-nilai universal Islam seperti keadilan, kedamaian, dan rasa saling menghormati antarumat manusia.

Namun, meskipun terdapat banyak manfaat, globalisasi juga membawa tantangan yang tidak kalah besar bagi pendidikan Islam. Salah satunya adalah tekanan untuk menyesuaikan kurikulum pendidikan Islam dengan standar global yang sering kali tidak sesuai dengan prinsip ajaran Islam. Di banyak negara, terutama di negara-negara Barat, sistem pendidikan lebih mengutamakan pendekatan sekuler yang berfokus pada ilmu pengetahuan tanpa mempertimbangkan dimensi spiritual. Jika pendekatan ini diadopsi secara tidak hati-hati dalam pendidikan Islam, maka akan mengurangi kedalaman pemahaman agama bagi para pelajar. Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk dapat memilih dan menyesuaikan materi ajar yang relevan dengan nilai-nilai Islam.

Selain itu, globalisasi juga dapat menyebabkan homogenisasi budaya, di mana budaya lokal atau tradisional semakin terpinggirkan oleh budaya global yang lebih dominan. Dalam konteks pendidikan Islam, hal ini bisa berakibat pada hilangnya identitas dan karakter khas pendidikan Islam yang berlandaskan pada budaya lokal. Misalnya, metode pengajaran yang seragam, penggunaan bahasa global seperti bahasa Inggris, serta penekanan pada standar pendidikan Barat dapat menyebabkan pendidikan Islam kehilangan kekhasan yang seharusnya menjadi ciri khasnya.

Untuk menghadapinya, pendidikan Islam harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan esensinya. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan mengembangkan pendekatan yang kontekstual, yang mampu menyelaraskan antara kebutuhan zaman dengan ajaran Islam. Pendekatan yang kontekstual ini mengharuskan pendidik untuk tidak hanya mengajarkan materi agama, tetapi juga menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Islam harus mampu memberikan pemahaman yang mendalam tentang Islam, bukan hanya dalam ranah teori tetapi juga dalam praktik kehidupan, di mana nilai-nilai seperti kasih sayang, keadilan, dan saling menghormati menjadi bagian integral dari proses belajar.

Dengan demikian, meskipun globalisasi membawa tantangan yang besar bagi pendidikan Islam, namun dengan pendekatan yang bijak dan adaptif, pendidikan Islam dapat memainkan peran penting dalam membentuk generasi yang tidak hanya memahami ilmu pengetahuan, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan spiritual yang ditanamkan oleh ajaran Islam. Pendidikan Islam harus menjadi agen perubahan yang tidak hanya mengikuti arus global, tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan peradaban global yang lebih damai, adil, dan harmonis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun