Mohon tunggu...
NURRINDAH AYUPUSPITA
NURRINDAH AYUPUSPITA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

wiriting

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Politik dan Etika Pendidikan untuk Membentuk Akses Keadilan yang Ideal

22 September 2024   08:02 Diperbarui: 22 September 2024   08:08 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Keadilan akses pendidikan di Indonesia merupakan tantangan besar mengingat berbagai faktor seperti kondisi geografis, sosial-ekonomi, dan infrastruktur yang tidak merata di seluruh wilayah. Bentuk keadilan akses pendidikan di Indonesia yang ideal adalah memastikan setiap anak, tanpa memandang latar belakang atau tempat tinggal, memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Namun, dalam realitasnya, terdapat beberapa kendala yang menghambat tercapainya keadilan tersebut.

Berikut adalah beberapa faktor yang memengaruhi keadilan akses pendidikan di Indonesia:

1. Perbedaan Kualitas Pendidikan antara Daerah

  • Kota vs. Desa : Kualitas pendidikan di perkotaan umumnya lebih baik dibandingkan di pedesaan atau daerah terpencil. Fasilitas, akses ke teknologi, dan ketersediaan guru yang berkualitas sering kali lebih banyak di kota-kota besar, sementara daerah pedesaan menghadapi kekurangan guru dan fasilitas pendidikan yang memadai.
  • Pendidikan di Wilayah Terpencil: Banyak wilayah terpencil di Indonesia, seperti daerah-daerah di Papua atau pulau-pulau kecil, yang masih sulit diakses. Ini berdampak pada rendahnya akses pendidikan di wilayah-wilayah ini. Pemerintah sudah berusaha mengatasi ini dengan program seperti  Sekolah Garis Depan (SGD) dan guru-guru kontrak di daerah terpencil, namun tantangan geografis tetap menjadi hambatan.
  • Kesenjangan Sosial-Ekonomi
  • Faktor Ekonomi: Anak-anak dari keluarga yang kurang mampu sering kali terhalang untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Meskipun ada program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP)  yang membantu meringankan biaya sekolah, banyak keluarga yang masih menghadapi masalah terkait biaya seragam, buku, transportasi, dan kebutuhan dasar lainnya.
  • Sekolah Negeri vs. Swasta : Sekolah-sekolah swasta, terutama yang elit, cenderung memiliki fasilitas yang lebih baik dan guru yang berkualitas, tetapi hanya dapat diakses oleh mereka yang mampu secara finansial. Ini menciptakan kesenjangan antara siswa dari latar belakang ekonomi yang berbeda.

2. Pemerataan Guru dan Kualitas Pendidikan

Kualitas dan Distribusi Guru: Ada ketimpangan dalam distribusi dan kualitas guru di Indonesia. Daerah perkotaan cenderung memiliki lebih banyak guru dengan kualifikasi yang lebih baik, sementara di daerah pedesaan dan terpencil sering kali mengalami kekurangan guru, baik dari segi jumlah maupun kompetensi. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya, termasuk program Pengiriman Guru Garis Depan (GGD), namun pemerataan guru yang berkualitas masih menjadi tantangan besar.

3. Infrastruktur Pendidikan

  • Keterbatasan Fasilitas Sekolah : Banyak sekolah di daerah terpencil yang tidak memiliki infrastruktur yang memadai, seperti ruang kelas yang layak, akses ke teknologi, dan bahan ajar. Selain itu, fasilitas dasar seperti sanitasi yang memadai sering kali juga kurang tersedia, yang berdampak pada kesehatan dan kenyamanan belajar siswa.
  • Teknologi dan Internet : Akses terhadap internet dan teknologi pendidikan yang lebih modern masih terbatas di banyak wilayah Indonesia, terutama di daerah pedesaan dan terpencil. Hal ini semakin terlihat jelas selama pandemi COVID-19, ketika banyak siswa di daerah-daerah tersebut kesulitan mengikuti pembelajaran daring.

4. Inklusi Pendidikan

Pendidikan untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK): Keadilan akses juga harus mencakup siswa dengan disabilitas. Meskipun sudah ada sekolah-sekolah inklusi, ketersediaan fasilitas dan guru yang terlatih untuk menangani siswa dengan kebutuhan khusus masih sangat terbatas. Banyak ABK yang tidak bisa mendapatkan pendidikan sesuai dengan kebutuhan mereka.

Upaya Pemerintah untuk Meningkatkan Keadilan Akses Pendidikan:

  • Program Indonesia Pintar (PIP): PIP melalui KIP bertujuan untuk membantu siswa dari keluarga kurang mampu agar tetap bisa bersekolah hingga jenjang pendidikan menengah.
  • Bantuan Operasional Sekolah (BOS): Dana BOS diberikan kepada sekolah-sekolah untuk membantu operasional mereka, sehingga bisa menekan biaya yang harus ditanggung siswa, terutama di sekolah negeri.
  • Peningkatan Kualitas Guru: Pemerintah terus melakukan berbagai program pelatihan dan sertifikasi untuk meningkatkan kualitas guru, termasuk program guru penggerak dan sekolah penggerak.
  • Pembangunan Infrastruktur Pendidikan: Program pembangunan sekolah-sekolah baru, renovasi, dan pemberian fasilitas seperti akses internet di daerah-daerah terpencil terus diupayakan.

jadi, Secara keseluruhan, keadilan akses pendidikan di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan besar, terutama terkait distribusi sumber daya, kualitas pendidikan, dan kesenjangan sosial-ekonomi. Meski pemerintah telah meluncurkan berbagai program untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, masih dibutuhkan upaya lebih lanjut, terutama dalam pemerataan infrastruktur dan tenaga pendidik, agar semua anak Indonesia dapat menikmati hak atas pendidikan yang setara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun