Mohon tunggu...
Nurrinda Febrianasari
Nurrinda Febrianasari Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa SMA

Sering merasa bosan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bully Berkedok "Canda"

1 November 2021   20:03 Diperbarui: 1 November 2021   20:21 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bullying di zaman sekarang menjadi hal yang biasa bagi anak muda terutama di sosial media atau bisa disebut cyberbullying. Bullying termasuk dalam perundungan pada seseorang, dimana perundungan sendiri adalah hal yang negatif.

Bullying sendiri memiliki banyak cara yaitu secara fisik, lisan, sosial media. Bullying bisa terjadi karena banyak hal, bisa jadi karena lingkungan keluarga yang kurang harmonis dan perhatian dan menumbuhkan sikap anak yang menyimpang. Faktor lainya adalah standar kesempurnaan dari segi apapun Menurut pandangan setiap orang yang berbeda. 

Cyberbullying  sekarang semakin dianggap hanya "candaan" belaka, padahal sampah bullying lebih dalam dari sekedar sakit hati. Pemerintah memunculkan suatu peraturan bersosial media mengenai bullying pada Undang-undang nomor 11 tahun 2008 Pasal 27 ayat (3) UU ITE . Undang-undang itu adalah bentuk upaya pemerintah mengurangi kasus perundungan terutama bagi remaja bersosial media. Cyberbullying sudah memakan banyak korban. 

Semua itu di buktikan pada laporan PISA bahwa 41%  siswa Indonesia pernah mengalami bullying.  Contohnya adalah Eveline wanita yang memiliki fisik yang tidak ideal yang di bully teman SMA nya hingga dia melakukan diet ekstrim yaitu hanya meminum air putih selama kurang lebih satu bulan. Semua itu dia lakukan karena lelah dengan ejekan teman-temannya dan menyebabkan dia lemas (salah cara diet). 

Maka dari itu mari kita hentikan bullying mulai dari circle terkecil di hidup kita. Karena dampak dari semua itu sangat besar. Jangan berkedok "canda"

"Baperan" dan kata bodoh lainya. Hargailah setiap pemberian Tuhan jika ingin membenahi bertindaklah jangan hanya bicara. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun