Pengertian Filsafat materialisme dan pemikiran tokoh-tokohnya
A.Pengertian
Materialisme berpandangan bahwa hakikat realisme adalah  materi, bukan  rohani, spiritual atau supranatural. Filsafat materialisme memandang bahwa materi lebih dulu ada, sedangkan ide atau pikiran timbul setelah melihat materi. Dalam kata lain materialisme mmengakui bahwa materi menentukan ide bukan  ide yang menentukan materi. Adapun ciri-ciri filsafat materialisme : Pertama, segala yang ada atau wujud  berasal dari satu sumber yaitu materi. Kedua, tidak meyakini adanya alam  goib. Ketiga, menjadikan panca inndera sebagai alat satu-satunya untuk mencapai ilmu. Keempat, memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakan hukum. Kelima, menjadikan  kecondongan dan tabiat manusiasebagai akhlak.
B.Pemikiran tokoh-tokoh filsafat pendidikan materialisme
1.Demokritos
Demokritos adalah pelopor paham materialisme dalam filsafat. Dalam pemikirannya ia percaya bahwa  jiwa ataupun nyawa manusia berwujud  materi yang halus, menurutnya dalam  udara yang kita hirup terdapat atom-atom  jiwa, maka dari itu kenapa ketika kita tidak bernapas kita akan  mati.
2.Ludwig Feuerbach
Ia adalah seorang sayap kiri yang belajar metode dialektis Hegel, tetapi menolak ajarannya. Menurutnya idealisme Hegel harus diputarbalikan karena bukan roh yang berkembang melainkan materi, bahwa kenyataan kita terdiri dari materi dan manusia. Mana mungkin roh yang tidak nyata dapat dijadikan sebagai yang ada. Padahal yang nyata dan benar adanya adalah manusia. Allah menurut Feuebrach adalah ciptaan dari manusia. Mengapa demikian, karena Allah tidak dapat diindra. Pernyataan ini merupakan kritik Feuebrach tentang agama. Tidak ada agama dalam ajaran Feuebarch.
Hegel dengan absolute idea menjadikan realitas tertinggi sebagai dalil ketakterhinggaan. Ketakterhinggaan tersebut dijadikan sebagai Allah. Menurut Feuebrach, manusia telah kehilangan dirinya akibat ciptaannya tersebut dengan kata lain manusia teralienasi dari dirinya sendiri. Allah adalah kekeliruan terbesar manusia. Mengapa demikian, karena Allah itu hakikat manusia, di dalam diri manusia terdapat catatan putih tentang perasaan. Perasaan sedih dan keluh-kesahnya dilimpahkan pada Allah, perasaan terdalam dari manusia.
Manusia paling bebas dan paling diberkati dalam agamanya. Membawa warna dalam ciptaan manusia yaitu "Allah". Ajaran pokok Feuebrach diatas ditarik kesimpulan bahwa materialisme Feuebrach benar-benar menggantungkan kebenaran pada materi. Kehidupan manusia layaknya seperti air yang mengalir terus dan terus, tidak adanya agama dapat membuat manusia utuh menjadi manusia. Tidak menghamba kepada sesuatu yang hanya buatannya sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI