Kalimantan Utara atau KALTARA merupakan provinsi terakhir yang ada di Indonesia, sekaligus provinsi ke-34. Salah satu kota terbesar yang ada di Kalimantan Utara adalah kota Tarakan. Kota Tarakan dikenal sebagai bumi paguntaka, kota yang berada di kepulauan kecil. Semboyan dari kota Tarakan adalah BAIS (Bersi,Aman,Indah dan Sejahtera).Â
Suku asli di kota ini ialah suku tidung, daya, dan banjar. Namun seiring berkembangnya kota Tarakan suku-suku pendatang seperti jawa, bugis, dan toraja mulai merantau ke kota ini untuk mencari penghidupan yang lebih sejahtera.Â
        Meskipun pada tahun 2010 lalu,sempat  terjadi kerusuhan antara suku tidung dan suku bugis yang sempat membuat aktivitas masyarakat kota Tarakan selama 1 bulan lumpuh total. Perselisihan ini terjadi karena kesalah pahaman antar suku. Namun,setelah terjadi kesepakatan antara kepala adat dari kedua belah pihak.Kerusuhan dikota Tarakanpun berakhir. Masyarakat pun mulai menerima dan saling hormat-menghormati antar suku. Sehingga membuat kota ini juga kenal dengan kota yang mememiliki penduduk yang heterogen.
        Di setiap daerah di Nusantara pasti memiliki salah satu kebudayaan festival yang paling terkenal. Salah satu kebudayaan tradisional yang paling terkenal dan sampai saat ini masih di lestarikan di kota Tarakan yaitu kebudayaan festival Iraw Tengkayu. Festival ini merupakan sebuah upacara tradisional dan berbagai macam perlombaan, yang diadakan setiap dua tahun sekali di hari jadi kota Tarakan. Festival Iraw Tengkayu di maknai sebagai ucapan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan rezeki yang telah di berikan di kota ini.Â
Dalam festival Iraw Tengkayu, berbagai macan parade di lombakan seperti parade kostum tradisional kota Tarakan yang memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri, selain itu terdapat juga berbagai macam penampilan tari-tarian tradisional yang ditampilkan oleh kaum remaja yang terseleksi. Dan terdapat juga berbagai macam hasil olahan laut oleh masyarakat setempat. Dalam festival ini, tidak hanya suku asli kota Tarakan saja yang dapat berpartisipasi. Namun semua masyarakat dapat ikut serta dalam Festival ini.
        Inti atau puncak acara dari Festival ini yaitu arak-arakan perahu yang telah di hias kemudian diarak keliling kota. Festival Iraw Tengkayu telah di sahkan oleh kementerian kebudayaan dan pendidikan sebagai salah satu warisan budaya di kota Tarakan.
Walikota Tarakan, Khairul, dalam puncak perayaan Festival Iraw Tengkayu pada minggu ( 22/12/2019 ) mengatakan Festival ini bakal di helat setiap tahun sekali pada penhujung tahun. Beliau menganggap, Festival ini dapat menjadi moment untuk memajukan sector pariwisata, sekaligus daya tarik agar parawisawan baik Nusantara dan mancanegara untuk datang atau berkunjung ke kota ini.
Selain, festival Iraw Tengkayu kota Tarakan juga memiliki destinasi wisata yang menarik  untuk didatangi. Mulai dari situs budaya,situs sejarah hingga pantai yang dapat memanjakan mata. Dari situs budaya terdapat Rumah Adat Tradisional yaitu Baloy Mayo.Â
       Baloy Mayo merupakan rumah adat suku Tidung ymg memiliki ciri khas tersendiri dari rumah adat lainya. Baloy ini dinamai Baloy Mayo. Baloy ini dapat dikunjungi didaerah Pamusian,Tarakan Tengah. Terletak tidak jauh dari bandara Internasional Juata Tarakan.
Rumah ini berfungsi sebagai balai adat atau tempat tinggal kepala adat. Disekitar Baloy terdapat beberapa bangunan rumah lainnya seperti Baloy Yaki (sebagai tempat penyimpanna sesaji),Lubung Kilong atau Tamba Bayanginum (sebagai tempat penampilan kesenian suku tidung),Lubung Intamu (sebagai tempat penonton menyaksikan penampilan).
Tempat ini sangat menarik karena memiliki spot-spot foto yang keren dan dilengkapi wahana hiburan air seperti wahana bebek yang dapat ditumpangi untuk meyusuri kolam. Tempat ini juga sangat menjadi rekomendasi liburan bersama keluarga dan sahabat.