Mohon tunggu...
Nisrina Haqque
Nisrina Haqque Mohon Tunggu... Pengajar dan pembelajar. -

Seorang pembaca dan pembelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bahasa Indonesia dan Kurikulum 2013

28 Maret 2014   02:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:22 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, saat ini lembaga pendidikan sudah mulai menggunakan kurikulum 2013 sebagai pedoman pembelajaran. Harus diakui bahwa kurikulum 2013 sangat berbeda dengan kurikulum 2006.

Yah, saat ini saya masih mahasiswa, menapaki ilmu untuk menjadi bekal jika menjadi guru kelak. Tepatnya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam pelajaran yang saya dapatkan, dalam kurikulum 2013 ini ilmu sastra lebih sedikit dari kurikulum sebelumnya. Hal ini tentu sangat disayangkan, karena bagian paling menarik dari pelajaran bahasa Indonesia tentu saja bagian sastranya. Bukankah menyenangkan saat kita disuruh membaca puisi, membaca novel, atau bermain drama? Saat sekolah dulu saya justru tertarik dengan sastranya. Mempelajari yang lain juga penting, namun bagian sastra adalah bagian yang seharusnya tidak dikurangi porsinya, namun ditambah.

Saat mengetahui hal ini, ingatan saya melayang pada adik-adik di rumah. Dalam bayangan saya, kasihan amat kalian, dik, nanti hanya akan dicekoki oleh teks-teks yang membosankan. Tapi tenang, kita bisa belajar sastra di rumah. Oleh karena itu beberapa waktu lalu aku memburu buku-buku cerita dari Balai Pustaka. Menurutku cerita yang diangkat sangat menarik, dengan penggunaan bahasa yang khas dan mempertahankan sopan santun dalam berbahasa. Aku yang sudah besar saja masih senang membaca cerita yang diperuntukkan bagi anak-anak. Yah, memang nggak ada batasan usia sih. Saat ini juga banyak cerita lain untuk anak-anak kayak kumpulan cerpen Bobo, KKPK (Kecil-kecil Punya Karya), dll. Yah, itu bagus juga. Mungkin perbedaannya hanya soal ‘rasa’. Terbitan masa lalu kan masih berasa ‘tradisional’, sedangkan terbitan sekarang lebih modern.

Kalau dilihat-lihat lagi, buku teks kurikulum 2013 itu sedikit sekali ya ilustrasinya. Hanya ada gambar asli, tak ada goresan illustrator, gitu lho, untuk menggambarkan sesuatu. Padahal buku teks yang dulu banyak lho, ilustrasinya, dan itu selalu bisa memacu imajinasiku untuk membayangkan apa yang dimaksud dari teks atau cerita itu.

Barangkali karena aku belum terbiasa kali ya, dengan kurikulum yang sekarang ini, sehingga yang kulihat hanya dari segi kekurangan-kekurangannya saja. Dan sebenarnya aku penasaran dengan keberhasilan kurikulum 2013 yang menekankan pada pendidikan karakter ini. Yah, ingin tahu saja hasil akhirnya bagaimana. Apakah pendidikan Indonesia saat ini mampu mengubah moral peserta didiknya di masa depan?

Akhir kata, semoga dengan adanya kurikulum baru ini bisa membawa perubahan yang lebih baik lagi. J

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun