Mohon tunggu...
Nurrahman Fadholi
Nurrahman Fadholi Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa, pengajar, penulis

Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Terbuka Yogyakarta dan pengajar Bahasa Inggris

Selanjutnya

Tutup

Music

5 Mei 2020: Kota Solo Berduka

5 Mei 2024   14:00 Diperbarui: 5 Mei 2024   14:04 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Didi Kempot. (foto: kompas.com)

Pada 5 Mei 2020, dunia musik kembali kehilangan salah satu tokohnya. Setelah Glenn Fredly wafat pada 8 April 2020 dan Erwin Prasetya wafat pada 2 Mei 2020, sang maestro campursari Didi Kempot meninggal dunia tiga hari setelah wafatnya mantan pemain bass grup band Dewa 19 tersebut di Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo. Penyanyi yang memliki nama asli Didi Prasetya ini wafat pada usia 53 tahun akibat henti jantung. Ia meninggalkan tiga orang istri dan enam orang anak, dan juga meninggalkan karya-karyanya yang hingga saat ini masih disukai oleh masyarakat Indonesia.

Didi Kempot lahir di Surakarta pada 31 Desember 1966. Ayahnya bernama Hadi Suranto, seorang pemain ketoprak asal Surakarta dan ibunya bernama Umiyati Siti Nurjanah, seorang pesinden asal Ngawi, Jawa Timur. Kakaknya bernama Mamiek Prakoso, seorang pelawak yang tergabung dalam grup lawak Srimulat. Pada awal kariernya, Didi Kempot merupakan seorang pengamen jalanan di Kota Solo pada tahun 1984 sehingga ia mendapatkan nama panggung Kempot di kemudian hari, yang merupakan kepanjangan dari Kelompok Pengamen Trotoar. Pada tahun 1987, ia mulai mengadu nasib di Jakarta menyusul kakaknya yang sudah lebih dulu populer bersama Srimulat. Hingga akhirnya, pada tahun 1989, ia merilis album pertamanya dengan lagu andalan Cidro, yang terinspirasi dari kisah cintanya yang gagal. Namun, awal kesuksesannya berawal saat lagu Stasiun Balapan mulai terdengar di penjuru Indonesia sekitar awal tahun 2000-an. Setelah populer dengan lagu Stasiun Balapan, Didi Kempot kembali merilis lagu yang berjudul Sewu Kutho, lagu yang diterjemahkan dari lagu Walau Sekejap yang dipopulerkan oleh Arie Wibowo pada tahun 1980-an. Setelah populer dengan lagu Sewu Kutho, namanya mulai tak terdengar lagi.

Pada tahun 2018, popularitas Didi Kempot naik lagi setelah ia tampil di podcast Gofar Hilman dan diundang di acara talkshow Rosi yang ditayangkan di Kompas TV dengan Rosiana Silalahi sebagai pembawa acaranya. Namun saat popularitasnya sedang naik kembali, Didi Kempot tutup usia pada 5 Mei 2020. Jenazahnya dimakamkan di Desa Majasem, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Semasa hidupnya, Didi Kempot telah menulis sekitar 700 lebih judul lagu yang sebagian besar ditulis dalam bahasa Jawa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun