Penyanyi dan musisi Glenn Fredly telah meninggal dunia pada 8 April 2020 silam. Ia meninggalkan seorang istri bernama Mutia Ayu dan seorang anak perempuan satu-satunya bernama Gewa Atlana Syamayim Latuihamallo yang saat ini berusia 4 tahun. Empat tahun setelah kepergiannya, film Glenn Fredly the Movie resmi dirilis pada 25 April 2024. Film ini menceritakan tentang perjuangan Glenn Fredly untuk memasuki industri musik Indonesia. Kisah cintanya dengan Nola AB Three dan Dewi Sandra yang kandas memberikan bumbu tersendiri bagi film yang disutradarai oleh Lukman Sardi ini. Kisah tentang kehidupan Glenn Fredly dalam film ini diceritakan secara detail.
Meskipun sudah diceritakan secara detail, namun masih ada kisah yang tidak ditampilkan ke dalam film ini, yaitu saat Glenn Fredly mengawali kariernya sebagai vokalis grup band Funk Section. Grup band yang juga digawangi oleh Mus Mujiono ini cukup berjaya pada tahun 1995 saat lagu Terpesona diputar di radio-radio di seluruh Indonesia kala itu. Lagu ini kemudian dinyanyikan kembali oleh Glenn Fredly berduet dengan Audy Item pada tahun 2004 dan dirilis dalam album Selamat Pagi, Dunia. Film ini hanya menceritakan tentang sisi kemanusiaan dari Glenn Fredly yang sering mengadakan kegiatan sosial untuk membantu daerah Ambon dan kehidupan pribadinya. Bahkan orang-orang terdekat Glenn yang tampilkan dalam filmnya hanya beberapa saja seperti Ridho Hafiedz (gitaris Slank yang juga berasal dari Ambon), Jan Djuhana (produser Sony Music Indonesia), Felix (manager Glenn Fredly), Uchie (adik Glenn yang juga merangkap sebagai manager keuangan). Tidak ada artis lain seperti Rio Febrian, Audy, bahkan Tompi.
Padahal sekitar tahun 2013, Glenn Fredly juga bergabung dalam grup vokal Trio Lestari bersama Tompi dan Sandhy Sondoro. Ekspektasi saya waktu itu, Sandhy Sondoro akan ditampilkan dalam film dengan diperankan oleh Sandhy Sondoro sendiri atau Narji Cagur. Tapi pas juga kalau yang memerankan tokoh Sandhy Sondoro adalah Narji Cagur karena wajah mereka memiliki kemiripan. Namun sayangnya, kedua penyanyi tersebut tidak ditampilkan dalam film. Mungkin hanya untuk efisiensi pemain saja kali ya supaya tidak terlalu banyak orang yang terlibat dan durasinya tidak terlalu lama. Kalau tokoh-tokoh yang saya sebutkan tadi ditampilkan, mungkin tidak akan menjadi sebuah film, melainkan web series seperti Nike Ardilla the Series. Meskipun masih ada beberapa kisah yang tidak ditampilkan, namun film Glenn Fredly the Movie mampu membuat penontonnya yang rata-rata berusia 30 sampai 40 tahunan bisa bernostalgia dengan lagu-lagu hits dari Glenn Fredly dan bisa sing along di dalam bioskop serasa menonton konsernya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H