Mohon tunggu...
Nurrahman Fadholi
Nurrahman Fadholi Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa, pengajar, penulis

Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Terbuka Yogyakarta dan pengajar Bahasa Inggris

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenang Gerhana Matahari Total 40 Tahun Silam

11 Juni 2023   13:01 Diperbarui: 11 Juni 2023   13:07 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerhana matahari total yang terjadi pada 11 Juni 1983 (terpantau dari Candi Borobudur). (foto: YouTube Sanggar Cerita)

Pada hari Kamis, 20 April 2023 silam, negara Indonesia kembali dilintasi oleh gerhana matahari setelah gerhana matahari pada tahun-tahun sebelumnya. Gerhana matahari yang terlihat saat itu adalah gerhana matahari hibrida dengan durasi sekitar 1 menit 16 detik. Gerhana matahari tersebut terlihat hampir di beberapa kota yang ada di pulau Jawa seperti Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Bandung, dan bahkan di luar pulau Jawa seperti Palembang, Banjarmasin, dan Makassar.

Jauh sebelum gerhana matahari hibrida terjadi, Indonesia juga pernah dilintasi oleh gerhana matahari total pada 11 Juni 1983. Gerhana ini merupakan gerhana matahari yang memiliki durasi yang lama, yaitu 5 menit 11 detik. Sama seperti gerhana matahari hibrida pada tahun 2023, gerhana matahari total ini juga terlihat di beberapa kota besar yang ada di pulau Jawa, namun hanya di Jakarta yang terlihat sebagian berdasarkan rekaman tayangan di TVRI yang ada di YouTube. Namun sayangnya, berdasarkan beberapa sumber yang saya baca, pada saat itu rakyat Indonesia dihimbau untuk tidak melihat gerhana matahari secara langsung. Rakyat hanya dihimbau untuk menonton siaran langsung gerhana matahari total yang disiarkan oleh TVRI (stasiun televisi satu-satunya saat itu). Beredarnya kabar bohong saat itu seperti matahari dimakan oleh sesosok makhluk halus dan sebagainya membuat kehebohan sendiri di masyarakat saat itu.

Himbauan untuk tidak melihat matahari secara langsung disampaikan oleh Harmoko, Menteri Penerangan kala itu. Bahkan di Jawa Timur, beberapa alat teropong yang akan digunakan untuk melihat gerhana disita oleh aparat. Aktivitas perkantoran pun terpaksa harus terhenti hingga siang hari. Maklum saja saat itu, teknologi belum secanggih saat ini. Jadi, hanya melalui Departemen Penerangan masyarakat bisa mendapatkan informasi. Maka tidak heran jika Candi Borobudur terlihat sepi kala itu (berdasarkan tayangan gerhana matahari total di YouTube) karena masyarakat mengikuti aturan yang dikeluarkan Presiden Soeharto melalui Menteri Penerangan Harmoko. Rakyat saat itu takut jika matanya menjadi buta setelah melihat langsung gerhana matahari. Gerhana matahari total yang terjadi pada tahun 1983 memang sangatlah mencekam menurut orang yang mengalaminya saat itu.

Meskipun setelah gerhana matahari total 1983 masih ada gerhana-gerhana yang lain, namun gerhana matahari ini yang sampai sekarang masih diingat oleh masyarakat yang menyaksikannya pada saat itu dan tertulis dalam sejarah. Bahkan buku Ilmu Pengetahuan Alam yang pernah aku baca waktu SD dulu pernah mencatatkan gerhana matahari total 1983 ini sebagai salah satu contoh gerhana matahari yang terjadi di Indonesia. Di era perkembangan teknologi seperti saat ini, banyak dokumentasi terkait gerhana matahari total 1983 yang beredar di internet seperti video, gambar, atau mungkin artikel yang membahas tentang itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun