Memang sudah tidak asing lagi bahwa suporter bola di Indonesia identik dengan kerusuhan. Berbagai macam suporter yang datang dari penjuru daerah akan datang mendukung tim sepak bola yang didukungnya saat bertanding.
Anehnya, jika tim yang didukungnya kalah dengan tim lawan, maka suporter dari tim yang kalah akan menyerang suporter tim yang menang. Kenapa harus suporternya yang disalahkan? Main bola itu kan permainan. Pasti ada yang menang dan ada yang kalah. Itu wajar saja sih kalau menurutku.
Sangat disayangkan hal ini sering terjadi di negara kita ini, di Indonesia. Seperti kejadian tadi malam yang terjadi di Malang seusai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya FC. Kejadian tersebut telah memakan setidaknya 127 orang.Â
Miris sekali nyawa yang banyak itu dipertaruhkan hanya demi sebuah permainan. Aku masih ingat 8 tahun yang lalu, Pak Jokowi pernah menyerukan "Revolusi Mental" saat kampanye pemilihan presiden. Memang saat itu pejabat kita banyak yang mentalnya harus direvolusi karena banyak yang mental korup.Â
Seharusnya, jangan hanya pejabat kita yang direvolusi mentalnya, tetapi suporter bola kita ini mentalnya juga harus direvolusi karena mentalnya masih seperti anak sekolah yang suka tawuran.
Memang suporter bola seperti ini sangatlah mencoreng dunia sepak bola di negara kita. Apa jadinya jika negara lain akan mengetahui bahwa suporter bola kita masih suka rusuh seperti itu? Tentunya negara lain akan mengecam sepak bola di negara kita.Â
Marilah kita kurangi hal-hal yang tidak bermanfaat seperti itu. Semoga dunia sepak bola kita semakin jaya dan bebas dari suporter yang seperti itu. Salam olahraga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H