Mohon tunggu...
Nurrahman Fadholi
Nurrahman Fadholi Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa, pengajar, penulis

Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Terbuka Yogyakarta dan pengajar Bahasa Inggris

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Radio Takkan Tergerus oleh Zaman

11 September 2022   21:10 Diperbarui: 11 September 2022   21:23 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi radio. (sumber : kompas.com)

Radio telah menemani orang-orang di bumi ini sejak puluhan tahun lamanya. Di Indonesia sendiri, radio telah beroperasi sejak zaman penjajahan Belanda sekitar tahun 1934 sejak didirikannya Nederlandsch Indische Radio Omroep Maatschappij (NIROM). Radio ini didirikan oleh pemerintahan Hindia Belanda kala itu. 

NIROM telah dipancarkan ke seluruh pelosok negeri kala itu dengan berbagai nama seperti Bataviaasche Radio Vereniging (BRV) yang mengudara di Batavia (sekarang Jakarta), Solosche Radio Vereniging (SRV) yang mengudara di Kota Surakarta, dan Mataramse Vereniging Voor Radio Omroep (MAVRO) yang mengudara di Yogyakarta.

Komponis Wage Rudolf Supratman pernah menyiarkan lagu karya terakhirnya yang berjudul Matahari Terbit di radio ini pada awal Agustus 1938 hingga akhirnya ditangkap oleh Polisi Hindia Belanda dan wafat pada 17 Agustus 1938, di Kota Surabaya.

Kurang dari sebulan setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada 11 September 1945, Radio Republik Indonesia (RRI) resmi didirikan oleh Jusuf Ronodipuro yang saat itu berusia 26, Abdul Rahman Saleh yang saat itu berusia 36 tahun dan para pemuda lainnya. Abdul Rahman Saleh menjadi pemimpin umum Radio Republik Indonesia saat awal didirikannya.

Pada saat itu, RRI memiliki peran dalam menyiarkan berbagai kabar peristiwa penting dalam sejarah di Republik Indonesia, seperti pengumuman Perintah Kilat dari Panglima Besar Letnan Jenderal Sudirman pada tahun 1948, berita tentang wafatnya Jenderal Sudirman pada tahun 1950, beriita tentang wafatnya Wahid Hasyim, menteri agama pertama pada tahun 1953, dan peristiwa pemberontakan Gerakan 30 September pada tahun 1965. Di saat teknologi belum berkembang seperti saat ini, radio merupakan hiburan yang diminati oleh masyarakat selain televisi.

Pada era digital seperti saat ini, radio sangatlah mudah untuk diakses hanya melalui genggaman tangan. Radio masih sangat berguna untuk mengabarkan peristiwa penting di penjuru negeri di tengah kemajuan teknologi. Radio-radio swasta di berbagai daerah di Indonesia masih saja didengarkan oleh berbagai kalangan mulai dari yang berusia muda hingga yang berusia tua. Radio merupakan sarana komunikasi yang takkan tergerus oleh zaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun