Pada hari ini 73 tahun yang lalu, Seodjarwoto Soemarsono atau nama populernya Gombloh lahir di Jombang. Gombloh adalah penyanyi dan pencipta lagu yang populer pada akhir tahun 1970-an. Karir Gombloh berawal dari grup musik yang bernama Lemon Tree's Anno 69. Selain Gombloh, beberapa musisi yang populer pada saat itu juga bergabung dalam grup musik yang didirikan di Kota Surabaya ini seperti Murry (yang dikenal sebagai drummer grup musik Koes Plus), Franky Sahilatua (penyanyi yang kala itu populer dengan lagu Perjalanan yang dinyanyikannya dengan saudaranya, Jane Sahilatua), dan Leo Kristi (musisi jalanan).
Gombloh adalah alumnus SMA Negeri 5 Surabaya. Setelah lulus dari SMA Negeri 5 Surabaya, Gombloh melanjutkan pendidikannya di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, namun tidak diselesaikannya karena memilih untuk berkarir di bidang musik.Â
Gombloh sebenarnya tidak berniat untuk kuliah di ITS, namun ia lakukan karena kasihan dengan orang tuanya. Ia sering membolos dari kampus yang akhirnya diketahui oleh ayahnya setelah mendapatkan surat dari ITS. Gombloh akhirnya berkelana ke Bali dan menjadi seorang seniman.
Bersama Lemon Tree's Anno 69, Gombloh merilis 10 album. Dari 10 album yang dirilis, album Kebyar Kebyar adalah album yang paling populer sepanjang masa dengan lagunya yang berjudul 'Kebyar Kebyar'. Bahkan lagu itu sempat dinobatkan sebagai salah satu dari "150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa" oleh majalah Rolling Stones.Â
Band rock elektronik asal Inggris yang bernama Arkarna pernah mengaransemen ulang lagu Kebyar Kebyar dan dirilis bertepatan dengan HUT Kemerdekaan Indonesia yang ke-70. Lagu ini selalu diputar pada saat peringatan HUT Kemerdekaan RI setiap tahunnya.
Selain lagu Kebyar Kebyar, lagu Berita Cuaca juga tak kalah populer. Lagu ini sempat dibawakan ulang oleh grup musik rock asal Surabaya, Boomerang. Lagu ini dirilis pada tahun 1982.
Selain sebagai anggota grup musik Lemon Tree's Anno 69, Gombloh juga dikenal sebagai penyanyi dan pencipta lagu. Saat menjadi penyanyi solo, Gombloh merilis 5 buah album. Lagu yang paling dikenal saat menjadi penyanyi solo adalah Kugadaikan Cintaku (yang dikenal masyarakat dengan judul Di Radio).Â
Namun saat lagu itu sedang terdengar ke seluruh negeri, Gombloh menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 9 Januari 1988 di Surabaya. Album Apel dan Apa Itu Tidak Edan yang dirilis pada tahun 1987 seolah-olah menjadi penutup karir Gombloh di dunia musik. Gombloh meninggal dunia pada usianya yang belum genap 40 tahun.
Pada tahun 1996, sejumlah seniman Surabaya membentuk Solidaritas Seniman Surabaya dengan tujuan menciptakan suatu kenangan untuk Gombloh yang dianggap sebagai pahlawan seniman Kota Surabaya. Mereka membuat patung Gombloh seberat 200 kg dari perunggu yang kemudian ditempatkan di halama Taman Hiburan Rakyat Surabaya.
Pada tanggal 30 Maret 2005 dalam acara puncak Hari Musik Indonesia III di Jakarta, Gombloh mendapatkan penghargaan Nugraha Bhakti Musik Indonesia secara anumerta dari PAPPRI bersama tokoh musik lainnya seperti Iwan Fals, Nike Ardilla, Titiek Puspa, Anggun, Ebiet G. Ade, Titiek Sandhora, Deddy Dores, dan Broery Marantika.