Siapa yang tak kenal gubernur yang nyentrik dengan rambut putih ini? Ia adalah Ganjar Pranowo. Masa kecil Ganjar Pranowo ini memang tidak jauh berbeda dengan Presiden Joko Widodo, yaitu mengalami masa susah saat kecil. Ganjar Pranowo lahir di sebuah desa yang berada di lereng Gunung Lawu, yaitu Desa Tawangmangu, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, pada tanggal 28 Oktober 1968.Â
Ayahnya bernama Sugeng Parmuji yang berprofesi sebagai polisi berpangkat rendah dengan pangkat terakhirnya Letnan Satu (Lettu) dan ibunya bernama Sri Suparmi yang berprofesi sebagai penjual kelontong dan bahan bakar minyak (BBM). Ganjar adalah anak kelima dari enam bersaudara. Salah satu kakaknya bernama Pri Pambudi adalah seorang hakim agung di Mahkamah Agung yang berkarir sejak tahun 2003. Sebelumnya, ia adalah hakim tinggi di Pengadilan Tinggi Jawa Tengah. Sebelum dikenal dengan nama Ganjar Pranowo, nama awalnya adalah Ganjar Sungkowo. Namun karena ayahnya tidak ingin dia hidup dalam kesusahan, maka nama Sungkowo diganti dengan nama Pranowo saat memasuki sekolah dasar.
Saat kecil, Ganjar seringkali membantu ibunya berjualan bensin dan kulakan bensin dengan jerigen. Dia rela begadang jaga warung bersama kakaknya saat hari lebaran. Saking susahnya keluarganya saat itu, satu telur rebus pun dibagi menjadi enam bagian. Jadi, setiap anak yang berjumlah enam itu hanya kebagian seperempat saja.
Pendidikan Ganjar dimulai dari SD N Tawangmangu. Ganjar hanya bersekolah di sekolah itu hanya sampai kelas 2 dikarenakan Ganjar harus pindah rumah dari Karanganyar ke Kecamatan Kutoarjo. Di Kutoarjo, Ganjar melanjutkan pendidikan dasarnya di SD 1 Kutoarjo dan lulus pada tahun 1981. Selanjutnya, Ganjar melanjutkan pendidikan SMP di SMP 1 Kutoarjo.
Setelah lulus dari SMP 1 Kutoarjo, Ganjar pindah ke Yogyakarta dan mengenyam pendidikan formalnya di SMA BOPKRI dan lulus pada tahun 1987. Setelah lulus dari SMA BOPKRI, Ganjar melanjutkan pendidikannya di Universitas Gadjah Mada di jurusan Hukum. Di kampus inilah jiwa kepemimpinannya mulai terasah. Ia menjadi aktivis mahasiswa bersama Anies Baswedan (sekarang Gubernur DKI Jakarta). Ia menjalani masa perkuliahan selama 8 tahun akibat dari kesibukannya berorganisasi. Jiwa kepemimpinan inilah yang akhirnya mengantarkannya menjadi seorang nomor satu di Jawa Tengah pada tahun 2013 sampai sekarang.
(Tulisan ini dikutip dari sebuah buku yang berjudul "Ganjar Pranowo: Memimpin dengan Akrab yang ditulis oleh Anom Whani Wicaksana)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H