Mohon tunggu...
Nurrahman Fadholi
Nurrahman Fadholi Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa, pengajar, penulis

Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Terbuka Yogyakarta dan pengajar Bahasa Inggris

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Seventeen, Grup Musik yang Bubar karena Tragedi Tsunami Selat Sunda

22 Desember 2020   14:35 Diperbarui: 22 Desember 2020   14:48 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tanggal 22 Desember 2018 silam, terjadi bencana Tsunami Selat Sunda yang disebabkan oleh erupsinya Gunung Anak Krakatau. Bencana itu memakan korban sekitar 437 orang. 

Korban-korban itu diantaranya adalah para anggota grup band Seventeen. Pada saat itu, grup band asal Yogyakarta itu sedang mengisi acara Gathering PLN di Pantai Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten. Pada saat membawakan lagu keduanya, panggung yang digunakan grup band yang berdiri pada tanggal 17 Januari 1999 membawakan karya-karyanya itu roboh setelah dihantam ombak dari belakang panggung. 

Bani, sang bassist dan juga road manager Oki Wijaya ditemukan meninggal dunia keesokan paginya pada tanggal 23 Desember 2018. Beberapa jam kemudian, Herman, sang gitaris juga ditemukan meninggal dunia. 

Keesokan harinya pada tanggal 24 Desember 2018, sang penggebuk drum, Andi ditemukan meninggal dunia beserta seorang model cantik yang juga istri sang vokalis Ifan, Dylan Sahara. Hanya Ifan yang selamat dari bencana yang membuat teman-teman bandnya dan juga istrinya menemui ajalnya.

Setelah kejadian itu, Ifan, sang vokalis yang selamat dari bencana itu mengumumkan bahwa Seventeen pamit dari blantika musik Indonesia. Meski begitu, Ifan tetap tampil bernyanyi dengan menggunakan nama panggung "Ifan Seventeen". Sepanjang karirnya, grup band Seventeen telah merilis 6 album studio. Album pertama berjudul Bintang Terpilih yang dirilis pada tahun 2003. 

Di album itu, vokalis Seventeen diisi oleh Doni Saputro (sekarang anggota Kiai Kanjeng bentukan Emha Ainun Nadjib) dan menggunakan dua gitaris (Herman dan Yudhi). Dalam album itu, Seventeen berduet dengan Arie Untung dalam lagu Jibaku. Album kedua berjudul Sweet Seventeen yang dirilis pada tahun 2005. 

Album itu adalah album terakhir bersama Doni Saputro, yang keluar bersamaan dengan bencana Gempa Yogyakarta pada tahun 2006. Setelah keluarnya Doni, Seventeen memutuskan untuk vakum sementara waktu. Pada tahun 2008, Seventeen kembali merilis album ketiganya yang berjudul Lelaki Hebat. 

Dalam album ketiga ini, Seventeen memiliki vokalis baru yaitu Ifan, yang kita kenal sampai saat ini. Dalam album ini, Seventeen menjagokan lagu Selalu Mengalah dan Untuk Mencintaimu. Pada tahun 2011, Seventeen kembali merilis album Dunia Yang Indah dengan hits single Jaga Selalu Hatimu, Menemukanmu, dan Hal Terindah. Album ini menjadi album terakhir bersama Yudhi (gitaris), yang keluar sebelum perilisan album 5ang Juara pada tahun 2013.

Pada tahun 2016, Seventeen merilis album terakhirnya yang berjudul Pantang Mundur. Album ini dirilis dua tahun sebelum mereka kehilangan Bani, Herman, dan Andi dalam tragedi tsunami Selat Sunda pada tanggal 22 Desember 2018. Lagu dalam album itu yang berjudul Kemarin sempat populer setelah musibah yang menimpa Seventeen di Tanjung Lesung karena lagu itu menggambarkan tentang kondisi mereka saat itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun