Mohon tunggu...
Nur Rahmad Endri Arto
Nur Rahmad Endri Arto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa aktif universitas Sriwijaya, saya memiliki hobi olahraga.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mendefinisikan Ulang Pembelajaran: Dari Sekadar Menghafal Menjadi Pengalaman Bermakna

15 Oktober 2024   21:15 Diperbarui: 15 Oktober 2024   21:18 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam era modern, istilah “pembelajaran” sering digunakan tanpa mempertimbangkan maknanya yang lebih mendalam. Banyak orang masih melihat proses belajar hanya sebagai kegiatan menghapalkan materi secara mekanis, tanpa pernah bertanya apakah apa yang dipelajari itu benar-benar dimengerti dan diterima oleh otak mereka. Namun, jika kita ingin menciptakan generasi yang cerdas dan mandiri, maka definisi tradisional pembelajaran harus direvisi.

Tradisi pembelajaran yang masih dominan banyak sekali menggunakan metode rote memorization—di mana siswa dituntut untuk menghapalkan teks-teks, rumus-rumus matematika, serta fakta-fakta sejarah. Tujuan utamanya adalah agar mereka bisa menjawab soal-soal ujian dengan tepat waktu dan tidak salah poin. Meskipun metode ini efektif dalam meningkatkan skor akademis jangka pendek, namun pada akhirnya akan menyia-nyiaki potensi intelektual anak-anak tersebut karena kurangnya interaksi langsung dengan materi pelajaran.

Sebaliknya, ada sebuah paradigma baru dalam dunia pendidikan yang mulai berkembang yaitu pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning). Konsep ini dikemukakan oleh David A. Kolb pada tahun 1980-an dan telah teruji secara empiris bahwa metode ini sangat efektif dalam meningkatkan retensi informasi dan keterampilan praktis siswa. Dengan demikian, bukanlah cukup hanya menghapalkan saja; tapi juga penting bagi siswa untuk merasakan sendiri bagaimana suatu prinsip kerja sehingga menjadi tahu secara intuitif.

Contoh klasik dari aplikasi experiential learning adalah program magang industri. Ketika seorang mahasiswa melakukan magang di sebuah perusahaan besar selain dari pekerjaannya rutin harian seperti membuat laporan dan presentasi, dia juga memiliki kesempatan untuk bekerja sama dengan tim proyek yang kompleks dan berinteraksi langsung dengan teknologi terkini. Hal ini tidak hanya memberinya pengetahuan teoritis tetapi juga pengalaman hidup yang tak ternilai harganya.

Integrasi teknologi digital juga merupakan langkah maju signifikan dalam transformasi model pembelajaran tradisional menjadi kontemporer. Platform e-learning seperti Coursera, Udemy, edX telah membuka akses luas bagi setiap individu untuk mengambil kursus online sesuai minatnya tanpa batasan geografis maupun temporal. Fitur-fitur interaktif seperti simulasi laboratorium virtual, percobaan ilmu pengetahuan, dan diskusi forum daring tempat para peserta saling berbagi ide dan pemikiran mereka secara real-time, membuat proses belajar lebih dinamik dan menarik.

Sayangnya belum semua institusi pendidikan mau mengadaptasi sistem barunya sepenuh hati karena alasan-alasan birokratis dan finansial yang sulit diubah secara drastis dalam satu malam. Oleh karena itu perlu adanya dukungan kuat dari pemerintah dan stakeholder lainnya guna mensupport reformasi pendidikan nasional menuju arah yang lebih inklusif dan relevan dengan kebutuhan masa depan bangsa.

Bagaimana caranya kita bisa mendefinisikan ulang pembelajaran supaya tidak hanya sekedar menghapalkan tapi juga pengalaman bermakna? Pertama-tama kita harus sadar bahwa tujuan utama belajar bukanlah cuma capai target tertentu semata melainkan juga perkembangan diri secara holistik termasuk emosi spiritual fisik mental bersama-sama. Kedua kita harus open-minded terhadap inovasi-inovasi baru baik teknologikal maupun metodologikal yang datang bergilir-gilir tiap saat demi mencapai hasil optimal maksimal.

Akhirnya, saya percaya bahwa dengan mengintegrasikan elemen-elemen eksperimental dan teknologi digital ke dalam struktur pembelajaran tradisional, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih fleksibel dan adaptif. Melibatkan siswa dalam aktivitas yang relevan dengan bidang studi mereka tidak hanya meningkatkan motivasi belajar tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan-tantangan global yang semakin kompleks.

Menurut saya, itulah jawaban atas pertanyaan bagaimana kita bisa mendefinisikan ulang pembelajaran dari sekadar menghafal menjadi pengalaman bermakna. Mari kita ambil langkah-langkah strategis untuk mereformulasikan sistem pendidikan kita agar lebih responsif terhadap kebutuhan masa depan yang dinamis dan beragam. Hanya dengan cara ini lah kita dapat menciptakan generasi yang cerdas, kreatif, dan siap menghadapi tantangan-tantangan yang akan datang dengan penuh keyakinan dan optimisme. Penutup:

Dalam upayaku untuk menyampaikan pandangan ini, saya berharap bahwa kita semua dapat bersama-sama dalam upaya untuk mereformulasikan definisi pembelajaran agar lebih relevan dengan kebutuhan masa depan. Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih dinamik, interaktif, dan bermanfaat bagi setiap individu. Terakhir, marilah kita fokus pada pencarian solusi yang berkelanjutan dan inklusif dalam meningkatkan mutu pendidikan kita. Seiring kemajuan teknologi dan perubahan sosial budaya, kita harus terus-menerus berinovasi guna menciptakan generasi yang cerdas dan mandiri. Semoga artikel ini dapat memberikan inspirasi kepada kita semua untuk terus bergerak maju dalam menciptakan masa depan yang lebih cerah dan berwarna-warni.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun