Mohon tunggu...
nur rachma
nur rachma Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

mahasiswa Unair

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sleep Dept: Kenapa Gen Z Sering Kehilangan Tidur dan Cara bangkit dari 'Kekurangan' Tidur

12 Desember 2024   08:17 Diperbarui: 12 Desember 2024   08:16 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sleep Debt: Kenapa Gen Z Sering Kehilangan Tidur dan 

Cara Bangkit dari 'Kekurangan' Tidur

 

Tahukah kamu bahwa 86% Gen Z di Indonesia mengaku mengalami masalah tidur? Studi terbaru menunjukkan bahwa 7 dari 10 anak muda menghabiskan lebih dari 18 jam per hari dalam keadaan terjaga, sebuah fenomena yang mengkhawatirkan para ahli kesehatan. Pernahkah kamu merasakan kelelahan yang tak kunjung hilang meski sudah tidur panjang di akhir pekan? Atau mungkin merasa produktivitas menurun drastis karena kantuk yang terus menghantui? Jika iya, kamu mungkin sedang mengalami apa yang para ahli sebut sebagai "sleep debt" atau utang tidur, sebuah kondisi yang kini menjangkiti 92% mahasiswa di kota-kota besar.

Mengapa Gen Z Mengalami Sleep Debt?

Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, dikenal sebagai generasi yang paling sering mengalami gangguan tidur. Menurut berbagai penelitian, rata-rata Gen Z hanya tidur 5-6 jam per hari, jauh di bawah rekomendasi 7-9 jam yang dianjurkan para ahli kesehatan. Fenomena ini tidak terjadi tanpa sebab. Salah satu faktor utamanya adalah ketergantungan yang tinggi terhadap gawai. Paparan cahaya biru dari layar smartphone, tablet, atau laptop secara signifikan mengganggu produksi melatonin, hormon yang berperan penting dalam mengatur siklus tidur-bangun tubuh. Kebiasaan scrolling media sosial hingga larut malam membuat otak tetap aktif saat seharusnya beristirahat.

Selain itu, fenomena FOMO (Fear of Missing Out) juga menjadi pemicu utama kurangnya waktu tidur di kalangan Gen Z. Kecemasan akan tertinggal informasi atau momen penting membuat mereka sulit melepaskan diri dari dunia digital, bahkan saat waktu tidur. Ditambah lagi dengan tekanan akademik dan karier yang semakin kompetitif, banyak Gen Z yang rela mengorbankan waktu tidur demi mengejar deadline atau mengerjakan proyek tambahan. Budaya "hustle culture" yang dipopulerkan di media sosial semakin memperparah situasi ini, menciptakan persepsi bahwa kurang tidur adalah bagian tak terhindarkan dari perjalanan menuju kesuksesan.

Apasih Dampak Kurang Tidur

Sayangnya, kurang tidur berkepanjangan membawa dampak serius bagi kesehatan. Tidak hanya sekadar membuat lelah, kondisi ini dapat menyebabkan penurunan daya ingat dan konsentrasi yang signifikan. Sistem imun tubuh juga melemah, membuat kita lebih rentan terhadap berbagai penyakit. Risiko obesitas meningkat akibat gangguan hormon yang mengatur nafsu makan. Lebih mengkhawatirkan lagi, kurang tidur kronis dapat memicu gangguan mood dan kecemasan, serta menurunkan produktivitas secara drastis.

Gimana Sih Cara Mengatasi Sleep Debt

Namun, kabar baiknya adalah sleep debt masih bisa diatasi dengan beberapa langkah strategis. Berikut adalah beberapa cara untuk memulihkan pola tidur yang sehat:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun