Dalam dunia industri, tidak jarang kita menemui produk-produk yang mengalami kecacatan atau masalah. Meskipun perusahaan telah berusaha semaksimal mungkin untuk menghasilkan produk berkualitas, namun terkadang tingkat kecacatan pada produk cukup tinggi.Â
Artikel ini dibuat bertujuan untuk memberikan masukan untuk menangani kecacatan pada suatu produk, dan langkah yang di ambil oleh perusahaan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (UNTAG) adalah kampus swasta yang telah berkembang dan mampu bersaing dengan kampus-kampus ternama lainnya dengan memiliki total 6 Fakultas untuk tingkat strata -- 1.
Salah satunya yaitu program studi teknik industri, Teknik Industri Untag telah berdiri sejak kurang lebih 1982 yang telah melahirkan lulusan yang berwawasan dan kompeten dengan dibekali ilmu untuk bersaing dengan lulusan-lulusan kampus ternama. Salah satunya dengan diadakannya program Kerja Praktik.
- Pengenalan Tentang Kecacatan Produk:
Dari definisi yang telah dijelaskan diketahui bahwa produk cacat/rusak adalah produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi sehingga tidak mencapai standar kualitas yang ditentukan, tidak dapat dikerjakan ulang (rework) dan memiliki nilai jual yang rendah sebagai nilai sisa (disposal value).
- Pemeriksaan Sebelum Produksi
Dalam setiap produksi, pasti akan ada selalu produk cacat (defective goods). Contohnya di dalam sepatu, jahitan tidak lurus, ukuran lebih besar sebelah ataupun ada bagian yang bolong. Hal-hal tersebut kemungkinan besar terjadi dalam proses produksi.
Apapun produk yang kamu buat, pasti akan ada produk cacat yang terbuat (defective goods). Namun, hal tersebut sebenarnya bukanlah masalah besar sebab masih bisa diperbaiki dan masuk ke dalam penjualan. Yang menjadi masalah jika produk tersebut rusak yang mana tidak dapat diperbaiki sama sekali (spoiled goods).
- Inspeksi Saat Produksi
Dalam proses produksi sebuah produk, peran seorang quality control sangatlah penting. Sebab, mereka harus memastikan jika defective goods yang ada jumlahnya kurang dari 1% dari total produksi. Langkah paling awal adalah dengan melakukan pemeriksaan pre-produksi.Â
Maksudnya adalah bagian quality control harus memastikan jika bahan baku utama pembuatan produk merupakan bahan terbaik dan terpilih. Hindari penggunaan bahan yang kurang baik agar produksi menjadi lebih maksimal.
Selain bahan baku, pihak quality control juga wajib melakukan pengontrolan dan pengawasan terhadap mesin-mesin yang dijadikan alat pembuatan produk. Mereka harus memastikan semuanya berjalan baik, tidak ada kerusakan yang membuat proses produksi terganggu.
- Tes Produk Usai Produksi